Uni Eropa khawatir soal dilanjutkannya pengayaan uranium Iran
5 Januari 2021 20:21 WIB
Suasana pembangunan kembali reaktor nuklir air berat di Kota Arak, Iran, Senin (23/12/2019). Iran meluncurkan pembangunan kembali sebagian reaktor air berat Arak pada hari Senin, sebuah langkah yang tidak melanggar batasan internasional namun menunjukkan mereka mengembangkan sektor ini meski dalam tekanan Amerika Serikat. ANTARA FOTO/West Asian News Agency via REUTERS/wsj.
Brussels (ANTARA) - Komisi Eropa pada Selasa (5/1) mengaku pihaknya menyesali bahwa Iran telah melanjutkan pengayaan uranium hingga 20 persen di fasilitas nuklir bawah tanah, yang melanggar pakta nuklir 2015 dengan sejumlah negara besar.
Akan tetapi pihaknya yakin bahwa pakta tersebut layak untuk diselamatkan.
"Kami sangat prihatin dengan langkah-langkah yang diambil oleh Iran. Tindakan ini melanggar komitmen nuklir Iran dan akan memiliki dampak yang serius," kata juru bicara Komisi saat konferensi pers. "Sangat disesalkan tetapi juga sangat penting dan .... bahwa kami mempertahankan kesepakatan tersebut," katanya.
Langkah itu merupakan pelanggaran terbaru Iran terhadap pakta nuklir, yang mulai tidak dipatuhi pada 2019 sebagai respons atas penarikan Washington dari perjanjian tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi AS, yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran tolak usulan IAEA yang ingin ubah isi perjanjian nuklir JCPoA
Baca juga: Presiden Iran yakini AS akan kembali ke komitmen kesepakatan nuklir
Baca juga: Presiden Iran tuding Israel pembunuh ilmuwan nuklir Fakhrizadeh
Akan tetapi pihaknya yakin bahwa pakta tersebut layak untuk diselamatkan.
"Kami sangat prihatin dengan langkah-langkah yang diambil oleh Iran. Tindakan ini melanggar komitmen nuklir Iran dan akan memiliki dampak yang serius," kata juru bicara Komisi saat konferensi pers. "Sangat disesalkan tetapi juga sangat penting dan .... bahwa kami mempertahankan kesepakatan tersebut," katanya.
Langkah itu merupakan pelanggaran terbaru Iran terhadap pakta nuklir, yang mulai tidak dipatuhi pada 2019 sebagai respons atas penarikan Washington dari perjanjian tersebut pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi AS, yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan tersebut.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran tolak usulan IAEA yang ingin ubah isi perjanjian nuklir JCPoA
Baca juga: Presiden Iran yakini AS akan kembali ke komitmen kesepakatan nuklir
Baca juga: Presiden Iran tuding Israel pembunuh ilmuwan nuklir Fakhrizadeh
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2021
Tags: