New Delhi (ANTARA) - India pada Selasa (4/1) menemukan lagi 20 kasus jenis baru COVID-19, sehingga totalnya kini menjadi 58 kasus.

Situasinya "di bawah pengawasan ketat dan imbauan untuk meningkatkan pengawasan, pencegahan serta pengujian secara rutin diinformasikan kepada negara bagian," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.

Genom jenis baru SARS-CoV2, virus yang menyebabkan COVID-19, pertama kali dilaporkan di Inggris.

Laporan kasus jenis baru COVID-19 di India terjadi di tengah penurunan kasus baru.

Pada Selasa pagi, negara itu melaporkan 16.375 infeksi baru sehingga totalnya menjadi 10,35 juta kasus. Sementara jumlah korban meninggal karena COVID-19 mencapai 149.850, termasuk 201 kematian baru.

Sekitar 29.000 pasien sembuh dilaporkan dalam 24 jam terakhir. Otoritas kesehatan mencatat penurunan hampir 13.000 dari total kasus aktif dalam satu hari terakhir.

Badan pengawas obat India pada Minggu merestui dua vaksin COVID-19 untuk "penggunaan terbatas dalam situasi darurat," sehari setelah panel ahli merekomendasikan badan tersebut.

Restu itu diberikan kepada vaksin Covishield, yang dikembangkan oleh AstraZeneca Inggris bersama Universitas Oxford dan diproduksi oleh Serum Institute of India, dan vaksin Covaxin buatan dalam negeri dari perusahaan Bharat Biotech.

Akan tetapi, restu itu mengundang sejumlah pertanyaan sebab data keampuhan dari uji klinis tahap 3 vaksin Covaxin belum diajukan.

Namun, Jenderal Pengontrol Obat India Dr. Venugopal G Somani menyebutkan bahwa vaksin tersebut aman.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Inggris kembali berlakukan 'lockdown', varian baru COVID-19 menggila

Baca juga: Singapura mungkin izinkan perjalanan bagi orang yang telah divaksin