Bupati Sleman tinjau kesiapan sekolah untuk KBM tatap muka
5 Januari 2021 16:44 WIB
Bupati Sleman Sri Purnomo mencoba tempat cuci tangan di salah satu sekolah dalam peninjauan kesiapan sekolah untuk KBM tatap muka. Foto ANTARA/HO-Humas Pemkab Sleman
Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo bersama jajarannya meninjau kesiapan beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Sleman guna mempersiapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka pada masa pandemi COVID-19 yang direncanakan pada 1 Februari 2021.
Rombongan Bupati Sleman meninjau pertama yakni SDN 1 Cebongan, SD Margomulyo Seyegan, SMPN 1 Seyegan, SMP Muhammadiyah Minggir, SMPN 1 Godean, SMPN 3 Godean dan SDN Krapyak, Sidoarum, Godean.
Sri Purnomo mengatakan seluruh sekolah yang ditinjau sudah siap memenuhi protokol kesehatan dan sudah memenuhi mekanisme yang ditentukan.
"Sekolah tatap muka tidak dilaksanakan di seluruh sekolah di Kabupaten Sleman, namun hanya akan dilaksanakan oleh sekolah yang sudah benar-benar siap dan menerapkan prokes," katanya.
Ia mengatakan, sekolah tatap muka akan diselenggarakan dengan kehadiran siswa di kelas sebanyak 50 persen dan tiap siswa diberikan proses belajar di sekolah selama dua jam.
Baca juga: Penyesuaian kebijakan dalam pembelajaran pada masa pandemi COVID-19
Baca juga: Merancang pembelajaran tatap muka
"Jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk sekolah tatap muka, maka Pemkab Sleman akan memfasilitasi sekolah dengan cara daring," katanya.
Menurut dia, prinsipnya sekolah tatap muka akan dilaksanakan jika sekolah sudah siap dan memenuhi protokol kesehatan, uji coba sekolah tatap muka ini akan dilaksanakan mulai 1 Februari 2021.
"Akan disiapkan pengecekan suhu tubuh, tempat cuci tangan menggunakan sabun dan masker ketika ada siswa yang tidak membawa. Teknisnya dengan menjaga jarak bangku antar siswa dan satu meja hanya di isi satu murid," katanya.
Bupati Sleman juga mendorong agar seluruh pihak untuk berkomitmen menerapkan "Cita Mas Jajar" (cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak) agar sekolah tatap muka dapat berjalan dengan efektif dan tidak menimbulkan kerumunan.
"Ketika kita komitmen disiplin menerapkan (Cita Mas Jajar) insyaallah akan aman.Guru-guru juga sudah mempunyai mekanisme untuk tidak terjadi kerumunan," katanya.
Baca juga: Sleman berencana tambah sekolah dan desa siaga bencana
Baca juga: Pemkab Sleman minta operator seluler bantu kelancaran belajar daring
Rombongan Bupati Sleman meninjau pertama yakni SDN 1 Cebongan, SD Margomulyo Seyegan, SMPN 1 Seyegan, SMP Muhammadiyah Minggir, SMPN 1 Godean, SMPN 3 Godean dan SDN Krapyak, Sidoarum, Godean.
Sri Purnomo mengatakan seluruh sekolah yang ditinjau sudah siap memenuhi protokol kesehatan dan sudah memenuhi mekanisme yang ditentukan.
"Sekolah tatap muka tidak dilaksanakan di seluruh sekolah di Kabupaten Sleman, namun hanya akan dilaksanakan oleh sekolah yang sudah benar-benar siap dan menerapkan prokes," katanya.
Ia mengatakan, sekolah tatap muka akan diselenggarakan dengan kehadiran siswa di kelas sebanyak 50 persen dan tiap siswa diberikan proses belajar di sekolah selama dua jam.
Baca juga: Penyesuaian kebijakan dalam pembelajaran pada masa pandemi COVID-19
Baca juga: Merancang pembelajaran tatap muka
"Jika ada orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk sekolah tatap muka, maka Pemkab Sleman akan memfasilitasi sekolah dengan cara daring," katanya.
Menurut dia, prinsipnya sekolah tatap muka akan dilaksanakan jika sekolah sudah siap dan memenuhi protokol kesehatan, uji coba sekolah tatap muka ini akan dilaksanakan mulai 1 Februari 2021.
"Akan disiapkan pengecekan suhu tubuh, tempat cuci tangan menggunakan sabun dan masker ketika ada siswa yang tidak membawa. Teknisnya dengan menjaga jarak bangku antar siswa dan satu meja hanya di isi satu murid," katanya.
Bupati Sleman juga mendorong agar seluruh pihak untuk berkomitmen menerapkan "Cita Mas Jajar" (cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak) agar sekolah tatap muka dapat berjalan dengan efektif dan tidak menimbulkan kerumunan.
"Ketika kita komitmen disiplin menerapkan (Cita Mas Jajar) insyaallah akan aman.Guru-guru juga sudah mempunyai mekanisme untuk tidak terjadi kerumunan," katanya.
Baca juga: Sleman berencana tambah sekolah dan desa siaga bencana
Baca juga: Pemkab Sleman minta operator seluler bantu kelancaran belajar daring
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: