Presiden ingin vaksinasi COVID-19 bisa selesai kurang dari setahun
5 Januari 2021 15:19 WIB
Dokumentasi - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di seluruh Indonesia bisa selesai dalam waktu kurang dari satu tahun, lebih cepat dari yang direncanakan oleh Kementerian Kesehatan.
"Kemarin saya mendapatkan informasi hitung-hitungan dari Pak Menteri 15 bulan, tapi masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai," katanya di sela penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Presiden mengatakan bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk menyelesaikan masalah pandemi COVID-19 secara cepat dan tepat agar kehidupan masyarakat bisa segera kembali normal.
Pemerintah pusat pada Minggu (3/1) mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 ke 34 provinsi.
"Tahapan pertama memang baru dikirim 700.000 (dosis vaksin) ke daerah-daerah, tapi stok kita kan ada tiga juta. Baru dikirim ke daerah 700.000 nanti akan dikirim lagi berikutnya, dikirim lagi berikutnya," kata Presiden.
Pekan depan bahan baku untuk membuat 15 juta dosis vaksin COVID-19 dijadwalkan tiba untuk diolah menjadi vaksin oleh PT Biofarma. Vaksin-vaksin tersebut selanjutnya akan dikirim ke daerah.
Presiden mengatakan bahwa pada tahap pertama vaksinasi diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit.
"Kedua nanti, TNI-Polri, dan juga guru, langsung juga berbarengan dengan itu juga masyarakat," katanya.
Presiden berharap penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bisa lebih terkendali setelah pelaksanaan vaksinasi.
Ia juga mengingatkan warga untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Tidak ke tempat-tempat kerumunan, jaga jarak, karena kuncinya ada di situ, sampai nanti vaksinasi ini selesai. Karena kalau di seluruh dunia perkiraan di seluruh dunia, vaksinasi ini akan selesai tiga setengah tahun," katanya.
Baca juga:
Presiden Jokowi dijadwalkan jalani vaksinasi COVID-19 pada 13 Januari
Vaksinasi COVID-19 akan dimulai 13 Januari
"Kemarin saya mendapatkan informasi hitung-hitungan dari Pak Menteri 15 bulan, tapi masih saya tawar kurang dari setahun harus selesai," katanya di sela penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Presiden mengatakan bahwa pemerintah harus bekerja keras untuk menyelesaikan masalah pandemi COVID-19 secara cepat dan tepat agar kehidupan masyarakat bisa segera kembali normal.
Pemerintah pusat pada Minggu (3/1) mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 ke 34 provinsi.
"Tahapan pertama memang baru dikirim 700.000 (dosis vaksin) ke daerah-daerah, tapi stok kita kan ada tiga juta. Baru dikirim ke daerah 700.000 nanti akan dikirim lagi berikutnya, dikirim lagi berikutnya," kata Presiden.
Pekan depan bahan baku untuk membuat 15 juta dosis vaksin COVID-19 dijadwalkan tiba untuk diolah menjadi vaksin oleh PT Biofarma. Vaksin-vaksin tersebut selanjutnya akan dikirim ke daerah.
Presiden mengatakan bahwa pada tahap pertama vaksinasi diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, termasuk dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit.
"Kedua nanti, TNI-Polri, dan juga guru, langsung juga berbarengan dengan itu juga masyarakat," katanya.
Presiden berharap penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bisa lebih terkendali setelah pelaksanaan vaksinasi.
Ia juga mengingatkan warga untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
"Tidak ke tempat-tempat kerumunan, jaga jarak, karena kuncinya ada di situ, sampai nanti vaksinasi ini selesai. Karena kalau di seluruh dunia perkiraan di seluruh dunia, vaksinasi ini akan selesai tiga setengah tahun," katanya.
Baca juga:
Presiden Jokowi dijadwalkan jalani vaksinasi COVID-19 pada 13 Januari
Vaksinasi COVID-19 akan dimulai 13 Januari
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: