Bandung (ANTARA) - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Jawa Barat, memastikan perajin tahu dan tempe sudah mulai aktif kembali berproduksi, meski belum sepenuhnya normal imbas dari kenaikan harga kacang kedelai.

Kepala Disdagin Kota Bandung Elly Wasliah di Bandung, Jawa Barat, Senin mencontohkan di sentra pembuatan tahu di Cibuntu, Bandung, normalnya dalam sehari sebanyak tiga ton kacang kedelai diolah menjadi 400 ribu tahu.

Namun, kini perajin hanya bisa memproduksi satu ton kacang kedelai yang dibuat menjadi 100 ribu lebih tahu.

Baca juga: BPS catat tahu dan tempe alami inflasi imbas kenaikan harga kedelai

"Selama tiga hari, para perajin tahu tempe tidak memproduksi, tapi sekarang Alhamdulillah mulai dipasarkan, sehingga hari ini, insya Allah tahu dan tempe hadir lagi di pasar-pasar di Kota Bandung," kata Elly.

Dengan menurunnya produksi, menurutnya, para perajin tahu pun sepakat untuk menaikkan harga tahu sebesar 18 persen dari biasanya.

Kini, harga tahu dari rumah produksi itu sebesar Rp400 per buah, sedangkan sebelumnya Rp325 per buah.

Kota Bandung, menurut Elly, biasanya membutuhkan sekitar 8.000 ton kacang kedelai per bulannya. Meski, menurutnya, penambahan stok kedelai terhambat, namun kebutuhan kedelai di Kota Bandung masih mencukupi hingga tiga bulan ke depan.

Sementara itu, pengelola pabrik tahu NJ Cibuntu Hana Sutiana mengatakan harga tahu maupun tempe di tempat produksinya dinaikkan sebesar 18 persen.

Namun, karena kenaikan itu, dia memang merasa distribusi tahu dari tempat produksinya memang terasa lambat dan berbeda dari kondisi normal.

"Tapi belum semua pasar mengambil, biasanya agak cepat distribusinya, kalau sekarang, ya agak telat," kata Hana.

Baca juga: Harga melonjak, Kementan siapkan ketersediaan kedelai lokal
Baca juga: Aksi mogok perajin tahu dan tempe se-Jabodetabek berakhir Minggu