Liga Inggris
Frank Lampard akui kondisi fisik Kai Havertz tidak bagus
3 Januari 2021 06:36 WIB
Pemain Chelsea Kai Havertz (kiri) berjabat tangan dengan pelatihnya Frank Lampard (kanan) dalam pertandingan Liga Champion lawan Krasnodar di Krasnodar Stadium, Krasnodar, Russia pada 29 Oktober 2020. ANTARA/REUTERS/ANTON VAGANOV.
Jakarta (ANTARA) - Pelatih Chelsea Frank Lampard mengakui bahwa Kai Havertz tidak dalam kondisi fisik terbaiknya setelah menderita gejala 'parah' virus corona November tahun lalu.
Chelsea berhasil mendapatkan gelandang berusia 21 tahun itu dari Bayer Leverkusen dengan nilai fantastis yaitu 70 juta poundsterling (sekitar Rp1,34 triliun) pada bursa musim panas 2020.
Namun, Havertz justru duduk di bangku cadangan dalam tiga pertandingan terakhir The Blues. Ia hanya menunjukkan sekilas bakat yang membuat Chelsea tertarik merekrutnya sejak awal.
Lampard menekankan bahwa perlu ada pemahaman seputar performa buruknya dan dampak fisik akibat COVID-19 tampaknya masih mempengaruhi sang pemain.
Baca juga: Kai Havertz dikonfirmasi terinfeksi COVID-19
Baca juga: Frank Lampard sebut Kai Havertz butuh waktu untuk buktikan kemampuan
"Sama seperti Kai yang baru saja beradaptasi dengan Liga Premier Inggris dan ia memiliki beberapa penampilan yang sangat bagus dengan kami, ia terkena COVID dan ia menderita COVID cukup parah karena saya pikir orang-orang benar-benar mulai terbuka sekarang," kata Lampard kepada wartawan menjelang pertandingan kandang dengan Manchester City, Minggu.
"Saya telah membaca beberapa hal baru-baru ini tentang seberapa besar orang yang bisa menderita karena COVID sekarang. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala," tambah pelatih asal Inggris tersebut yang dikutip Goal.
"Ia pasti mengalami sedikit masalah secara fisik dan saya banyak berbicara dengannya dan kami tahu itu. Kami mencoba membantunya untuk menghadapi masalah tersebut."
"Saya memiliki keyakinan penuh padanya. Kami perlu memberinya waktu, terutama karena situasi COVID, itu adalah masalah."
Lampard sendiri membuat langkah besar yang sama saat ia pindah ke Chelsea dari West Ham pada 2001. Mantan gelandang Timnas Inggris tersebut butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi sebelum ia menunjukkan kualitasnya dan menjadi pencetak gol terbanyak klub London tersebut.
Baca juga: Chelsea masih bisa untung Rp631 miliar meski ada pandemi
Baca juga: Gegara virus corona, City kehilangan lima pemain hadapi Chelsea
Baca juga: Klasemen Liga Inggris selepas Tottenham kembali tembus tiga besar
Chelsea berhasil mendapatkan gelandang berusia 21 tahun itu dari Bayer Leverkusen dengan nilai fantastis yaitu 70 juta poundsterling (sekitar Rp1,34 triliun) pada bursa musim panas 2020.
Namun, Havertz justru duduk di bangku cadangan dalam tiga pertandingan terakhir The Blues. Ia hanya menunjukkan sekilas bakat yang membuat Chelsea tertarik merekrutnya sejak awal.
Lampard menekankan bahwa perlu ada pemahaman seputar performa buruknya dan dampak fisik akibat COVID-19 tampaknya masih mempengaruhi sang pemain.
Baca juga: Kai Havertz dikonfirmasi terinfeksi COVID-19
Baca juga: Frank Lampard sebut Kai Havertz butuh waktu untuk buktikan kemampuan
"Sama seperti Kai yang baru saja beradaptasi dengan Liga Premier Inggris dan ia memiliki beberapa penampilan yang sangat bagus dengan kami, ia terkena COVID dan ia menderita COVID cukup parah karena saya pikir orang-orang benar-benar mulai terbuka sekarang," kata Lampard kepada wartawan menjelang pertandingan kandang dengan Manchester City, Minggu.
"Saya telah membaca beberapa hal baru-baru ini tentang seberapa besar orang yang bisa menderita karena COVID sekarang. Beberapa orang tidak menunjukkan gejala," tambah pelatih asal Inggris tersebut yang dikutip Goal.
"Ia pasti mengalami sedikit masalah secara fisik dan saya banyak berbicara dengannya dan kami tahu itu. Kami mencoba membantunya untuk menghadapi masalah tersebut."
"Saya memiliki keyakinan penuh padanya. Kami perlu memberinya waktu, terutama karena situasi COVID, itu adalah masalah."
Lampard sendiri membuat langkah besar yang sama saat ia pindah ke Chelsea dari West Ham pada 2001. Mantan gelandang Timnas Inggris tersebut butuh waktu satu tahun untuk beradaptasi sebelum ia menunjukkan kualitasnya dan menjadi pencetak gol terbanyak klub London tersebut.
Baca juga: Chelsea masih bisa untung Rp631 miliar meski ada pandemi
Baca juga: Gegara virus corona, City kehilangan lima pemain hadapi Chelsea
Baca juga: Klasemen Liga Inggris selepas Tottenham kembali tembus tiga besar
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: