Tokyo minta deklarasi status darurat akibat lonjakan kasus COVID-19
2 Januari 2021 19:26 WIB
Warga dengan masker pelindung di wajahnya berjalan saat jam sibuk pada hari pertama usai pemerintah Jepang mencabut status darurat nasional Virus Corona di Tokyo, Jepang, Selasa (26/5/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/wsj.
Tokyo (ANTARA) - Pemerintah Kota Tokyo akan meminta pemerintah pusat pada Sabtu untuk mendeklarasikan status darurat menyusul kembali melonjaknya jumlah kasus COVID-19, mengutip media lokal.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike, akan membuat permintaan tersebut dengan Menter Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang mengkoordinasikan pemerintah untuk memerangi pandemi, demikian menurut laporan surat kabar Nikkei, mengutip sejumlah sumber.
Tidak ada jawaban atas panggilan yang dibuat oleh Reuters ke kantor gubernur.
Prefecture Saitama, yang berada di utara Tokyo, akan membuat permintaan serupa ke pemerintah pusat pada Sabtu, menurut stasiun siaran nasional NHK.
Perdana Mentri Yoshihide Suga telah menolak seruan untuk mengembalikan status darurat nasional, yang sempat ditetapkan pada April pada gelombang pandemi lebih awal.
Pihak Jepang bergantung pada penutupan bisnis dan pembatasan perjalanan secara sukarela, alih-alih kebijakan pembatasan (lockdown) yang ketat seperti yang terlihat di sebagian wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
Tokyo meningkatkan level siaga hingga tingkat tertinggi pada 17 Desember dan telah meminta restoran dan bisnis-bisnis lain untuk tutup pada pukul 10 malam.
Infeksi COVID-19 baru di Tokyo mencapai angka rekor 1.337 pada 31 Desember dan pada Jumat mencapai 738. Rekor nasional juga tercatat pada 31 Desember dengan jumlah kasus baru sebanyak 4.520.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perangi virus, Tokyo desak bar dan restoran tutup lebih cepat
Baca juga: Karena pandemi, banyak warga Jepang meninggalkan ibu kota Tokyo
Baca juga: Ikatan dokter Jepang menyatakan status darurat medis
Gubernur Tokyo Yuriko Koike, akan membuat permintaan tersebut dengan Menter Ekonomi Yasutoshi Nishimura, yang mengkoordinasikan pemerintah untuk memerangi pandemi, demikian menurut laporan surat kabar Nikkei, mengutip sejumlah sumber.
Tidak ada jawaban atas panggilan yang dibuat oleh Reuters ke kantor gubernur.
Prefecture Saitama, yang berada di utara Tokyo, akan membuat permintaan serupa ke pemerintah pusat pada Sabtu, menurut stasiun siaran nasional NHK.
Perdana Mentri Yoshihide Suga telah menolak seruan untuk mengembalikan status darurat nasional, yang sempat ditetapkan pada April pada gelombang pandemi lebih awal.
Pihak Jepang bergantung pada penutupan bisnis dan pembatasan perjalanan secara sukarela, alih-alih kebijakan pembatasan (lockdown) yang ketat seperti yang terlihat di sebagian wilayah Eropa dan Amerika Serikat.
Tokyo meningkatkan level siaga hingga tingkat tertinggi pada 17 Desember dan telah meminta restoran dan bisnis-bisnis lain untuk tutup pada pukul 10 malam.
Infeksi COVID-19 baru di Tokyo mencapai angka rekor 1.337 pada 31 Desember dan pada Jumat mencapai 738. Rekor nasional juga tercatat pada 31 Desember dengan jumlah kasus baru sebanyak 4.520.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perangi virus, Tokyo desak bar dan restoran tutup lebih cepat
Baca juga: Karena pandemi, banyak warga Jepang meninggalkan ibu kota Tokyo
Baca juga: Ikatan dokter Jepang menyatakan status darurat medis
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: