Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin mendorong Pemerintah agar lebih intensif meningkatkan kerjasama internasional dalam mengatasi permasalahan pergerakan pengungsi global dari Ethiopia, Sudan, Suriah, Lebanon, dan Rohingya di Bangladesh serta di sekitar kawasan Asia Tenggara.

"Apabila permasalahan ini tidak tertangani dengan baik, maka akan menjadi krisis kemanusiaan global di tahun mendatang, dan dapat mengancam stabilitas kawasan," kata Azis dalam keterangannya, di Jakarta, Sabtu.

Dia menjelaskan, Indonesia sebagai negara yang sering menampung pengungsi, perlu mengambil "leading role" di PBB dalam mendesak solusi global terkait isu pengungsi global.

Azis optimistis Pemerintah dan badan-badan internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat melakukan upaya yang lebih terpadu dalam menyelesaikan permasalahan pengungsi global.

"Badan dan lembaga terkait harus cepat memberikan bantuan ekstensif terhadap fenomena kemanusiaan ini, dan melakukan lebih banyak upaya untuk mencegah atau menghentikan konflik bersenjata yang kerap mengakibatkan peningkatan pergerakan pengungsian," ujarnya.

Menurut dia, negara-negara di kawasan harus dapat membangun kembali ketersediaan pangan, air, perumahan, saluran air limbah, pendidikan dan perawatan kesehatan serta meningkatkan keamanan publik.

Langkah itu, menurut Azis, agar dapat memberikan dampak yang signifikan dan mengurangi jumlah pengungsi.

Azis menjelaskan DPR RI melalui Komisi I dan Badan Kerjasama Antar-Parlemen (BKSAP) mendorong Kemenlu RI untuk terus melakukan peningkatan kerja sama internasional dalam mencarikan sebuah solusi yang efektif mengatasi masalah pengungsi global.

"Hal itu termasuk pengungsi Rohingya dan pengawasan repatriasi pengungsi Rohingya di Rakhine State (Myamnmar) berjalan secara bermartabat dan aman," katanya pula.

Politisi Partai Golkar itu mengatakan, DPR RI juga selalu melakukan aktivitas diplomasi parlemen di berbagai forum antar-parlemen untuk mendukung pencarian solusi efektif atas masalah pengungsi global termasuk pengungsi Rohingya.
Baca juga: Indonesia tegaskan komitmen untuk tata kelola pengungsi global
Baca juga: Forum Pengungsi Global bahas satu dekade perpindahan terpaksa