Inggris perluas pembatasan terkait lonjakan kasus COVID varian baru
31 Desember 2020 12:47 WIB
Warga berjalan melewati pesan kesehatan masyarakat pemerintah di perhentian bus, di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), di London, Britain, Rabu (30/12/2020). ANTARA/REUTERS/Toby Melville/nz/cfo.
London (ANTARA) - Pemerintah Inggris pada hari Rabu (30/12) mengatakan akan memberlakukan pembatasan paling ketat pada sebagian besar wilayah Inggris untuk melawan varian baru COVID-19 yang sangat menular, yang menyebar ke seluruh negeri.
Jumlah kasus telah meningkat tajam di Inggris dalam dua pekan terakhir dan Perdana Menteri Boris Johnson terpaksa membatalkan pelonggaran peraturan selama Natal setelah varian baru, yang 70 persen lebih mudah menular daripada strain yang asli, ditemukan.
Pemerintah, yang melaporkan 981 kematian tambahan akibat virus dalam 24 jam terakhir, mengatakan tiga perempat populasi Inggris akan berada di tingkat teratas pembatasan mulai pukul 00:01 pada Kamis, mencakup 44,1 juta orang.
Di area tersebut, lokasi-lokasi perhotelan dan toko non-esensial ditutup dan anggota-anggota rumah tangga tidak dapat berbaur.
Menteri Pendidikan Gavin Williamson mengatakan sekolah menengah akan menunda dan memperlambat pembukaan kembali setelah Natal untuk memungkinkan pengujian dilaksanakan, sementara beberapa sekolah dasar di daerah yang terkena dampak paling parah tidak akan terbuka untuk semua siswa.
"NHS (layanan kesehatan) berada di bawah tekanan yang sangat signifikan," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada anggota parlemen.
"Sayangnya varian baru ini sekarang menyebar di sebagian besar Inggris dan kasusnya berlipat ganda dengan cepat. Oleh karena itu, perlu menerapkan Tingkat 4 ke area yang lebih luas."
London dan sekitarnya dimasukkan ke dalam Tingkat 4 yang baru dibuat pada 19 Desember. Area Midlands, timur laut, sebagian barat laut dan sebagian barat daya juga akan berada dalam pembatasan Tingkat 4 pada Kamis.
Inggris telah mencatat salah satu jumlah korban tewas tertinggi di Eropa dan kontraksi ekonomi terdalam dari pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belgia perketat kontrol COVID-19 dengan tes untuk semua wisatawan
Baca juga: Tempat tidur RSD Wisma Atlet terisi 74,59 persen pada 30 Desember 2020
Jumlah kasus telah meningkat tajam di Inggris dalam dua pekan terakhir dan Perdana Menteri Boris Johnson terpaksa membatalkan pelonggaran peraturan selama Natal setelah varian baru, yang 70 persen lebih mudah menular daripada strain yang asli, ditemukan.
Pemerintah, yang melaporkan 981 kematian tambahan akibat virus dalam 24 jam terakhir, mengatakan tiga perempat populasi Inggris akan berada di tingkat teratas pembatasan mulai pukul 00:01 pada Kamis, mencakup 44,1 juta orang.
Di area tersebut, lokasi-lokasi perhotelan dan toko non-esensial ditutup dan anggota-anggota rumah tangga tidak dapat berbaur.
Menteri Pendidikan Gavin Williamson mengatakan sekolah menengah akan menunda dan memperlambat pembukaan kembali setelah Natal untuk memungkinkan pengujian dilaksanakan, sementara beberapa sekolah dasar di daerah yang terkena dampak paling parah tidak akan terbuka untuk semua siswa.
"NHS (layanan kesehatan) berada di bawah tekanan yang sangat signifikan," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada anggota parlemen.
"Sayangnya varian baru ini sekarang menyebar di sebagian besar Inggris dan kasusnya berlipat ganda dengan cepat. Oleh karena itu, perlu menerapkan Tingkat 4 ke area yang lebih luas."
London dan sekitarnya dimasukkan ke dalam Tingkat 4 yang baru dibuat pada 19 Desember. Area Midlands, timur laut, sebagian barat laut dan sebagian barat daya juga akan berada dalam pembatasan Tingkat 4 pada Kamis.
Inggris telah mencatat salah satu jumlah korban tewas tertinggi di Eropa dan kontraksi ekonomi terdalam dari pandemi.
Sumber: Reuters
Baca juga: Belgia perketat kontrol COVID-19 dengan tes untuk semua wisatawan
Baca juga: Tempat tidur RSD Wisma Atlet terisi 74,59 persen pada 30 Desember 2020
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: