Empat BUMN bentuk TMI cetak tenaga kerja industri kreatif
31 Desember 2020 09:38 WIB
Model mengenakan busana bertema Sinterklas (kanan), Pohon Natal (tengah) dan Putri Salju (kiri) rancangan mahasiswa Fakultas Industri Kreatif (FIK) Universitas Surabaya (Ubaya) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (15/12/2020). ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.
Jakarta (ANTARA) - Empat BUMN yakni PFN, PT Telkom, PT Dana Reksa, dan PT PPA sepakat membentuk Telecommunication and Media Institute (TMI) sebagai wadah untuk mencetak lebih banyak tenaga kerja kompeten di bidang industri kreatif.
Deputi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Alex Denni, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, mengatakan sesuai keputusan Menteri BUMN dan seluruh pimpinan Kementerian BUMN bahwa BUMN harus memiliki “Learning Institute dan Research Institute”, sebagai pusat inovasi guna menghadapi tuntutan zaman yang kian menantang.
"Kehadiran Learning and Research Institutes diprioritaskan untuk melahirkan ‘world class leaders’ dan talenta unggul BUMN. Agar terjadi percepatan praktik manajemen BUMN berstandar global, berkapabilitas digital, serta mampu membangun teknologi spesifik yang dibutuhkan sebuah BUMN agar tetap relevan,” katanya.
Oleh karena itu, Perum Produksi Film Negara, PT Telkom Indonesia, PT Danareksa, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menandatangani Nota Kesepahaman pembentukan Telecommunication and Media Institute (TMI) belum lama ini.
Upaya itu sekaligus untuk mendukung penyediaan bagi kebutuhan tenaga kerja di sektor industri kreatif di Indonesia yang diproyeksikan akan naik melampaui 8 persen pada 2035. Meski jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia cukup besar jika dibandingkan negara-negara lain.
Sebagai pembanding, tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia mencapai 14 persen dari seluruh penduduk usia produktif, sementara di keseluruhan Asia Pasifik hanya 43 persen, Eropa 26 persen, Amerika Utara 16 persen, Amerika Latin 7 persen, Afrika, dan Timur Tengah sebesar 8 persen.
“Kolaborasi Perum PFN dengan PT Telkom Indonesia, Dana Reksa, dan PPA diharapkan akan memungkinkan pemanfaatan teknologi digital untuk percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan industri film dan konten nasional. Dengan begitu industri kreatif Indonesia semakin berdaya saing untuk berkompetisi dan mampu mempenetrasi pasar internasional,” katanya.
Sinergi 4 BUMN menghasilkan kolaborasi antara Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) milik PT Telkom Indonesia dengan PFN Creative Academy (PCA) milik Perum Produksi Film Negara, dan learning serta research centers milik PT Danareksa dan PT PPA.
Sinergi ini diproyeksikan akan membentuk Information Technology Business to Business Solution Schools & Labs, antara lain Content Creation School & Lab, Business Restructuring School & Lab, Stock Market School & Lab, Digital School & Lab, dan Communication School & Lab.
Langkah membentuk Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) dilakukan seiring dengan perkembangan telekomunikasi dan media di era bisnis digital saat ini. PT Telkom Indonesia berkembang dari sebuah perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
Di sisi lain, Perum Produksi Film Negara telah bertransformasi dari usaha rumah produksi menjadi perusahaan pendukung pembiayaan produksi film dan konten bagi pasar domestik dan internasional, sebagai jawaban atas dikeluarkannya industri film dari daftar negatif investasi Indonesia.
PFN Creative Academy (PCA) fokus pada sertifikasi nasional dan internasional, serta membina UKM lokal agar mampu mengoperasikan usahanya dengan standar internasional, agar mampu menjangkau peluang yang terbentuk oleh geliat luar biasa industri film dan konten nasional maupun internasional.
Baca juga: PFN gelar Vital Voices Festival 2020 pacu industri kreatif film
Baca juga: Belasan UKM raih penghargaan di ajang Festival Kreatif Lokal 2020
Baca juga: Wapres dorong pelaku industri kreatif rancang produk halal
Deputi Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Alex Denni, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, mengatakan sesuai keputusan Menteri BUMN dan seluruh pimpinan Kementerian BUMN bahwa BUMN harus memiliki “Learning Institute dan Research Institute”, sebagai pusat inovasi guna menghadapi tuntutan zaman yang kian menantang.
"Kehadiran Learning and Research Institutes diprioritaskan untuk melahirkan ‘world class leaders’ dan talenta unggul BUMN. Agar terjadi percepatan praktik manajemen BUMN berstandar global, berkapabilitas digital, serta mampu membangun teknologi spesifik yang dibutuhkan sebuah BUMN agar tetap relevan,” katanya.
Oleh karena itu, Perum Produksi Film Negara, PT Telkom Indonesia, PT Danareksa, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menandatangani Nota Kesepahaman pembentukan Telecommunication and Media Institute (TMI) belum lama ini.
Upaya itu sekaligus untuk mendukung penyediaan bagi kebutuhan tenaga kerja di sektor industri kreatif di Indonesia yang diproyeksikan akan naik melampaui 8 persen pada 2035. Meski jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia cukup besar jika dibandingkan negara-negara lain.
Sebagai pembanding, tenaga kerja ekonomi kreatif di Indonesia mencapai 14 persen dari seluruh penduduk usia produktif, sementara di keseluruhan Asia Pasifik hanya 43 persen, Eropa 26 persen, Amerika Utara 16 persen, Amerika Latin 7 persen, Afrika, dan Timur Tengah sebesar 8 persen.
“Kolaborasi Perum PFN dengan PT Telkom Indonesia, Dana Reksa, dan PPA diharapkan akan memungkinkan pemanfaatan teknologi digital untuk percepatan peningkatan kompetensi dan sertifikasi yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan industri film dan konten nasional. Dengan begitu industri kreatif Indonesia semakin berdaya saing untuk berkompetisi dan mampu mempenetrasi pasar internasional,” katanya.
Sinergi 4 BUMN menghasilkan kolaborasi antara Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) milik PT Telkom Indonesia dengan PFN Creative Academy (PCA) milik Perum Produksi Film Negara, dan learning serta research centers milik PT Danareksa dan PT PPA.
Sinergi ini diproyeksikan akan membentuk Information Technology Business to Business Solution Schools & Labs, antara lain Content Creation School & Lab, Business Restructuring School & Lab, Stock Market School & Lab, Digital School & Lab, dan Communication School & Lab.
Langkah membentuk Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI) dilakukan seiring dengan perkembangan telekomunikasi dan media di era bisnis digital saat ini. PT Telkom Indonesia berkembang dari sebuah perusahaan telekomunikasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital.
Di sisi lain, Perum Produksi Film Negara telah bertransformasi dari usaha rumah produksi menjadi perusahaan pendukung pembiayaan produksi film dan konten bagi pasar domestik dan internasional, sebagai jawaban atas dikeluarkannya industri film dari daftar negatif investasi Indonesia.
PFN Creative Academy (PCA) fokus pada sertifikasi nasional dan internasional, serta membina UKM lokal agar mampu mengoperasikan usahanya dengan standar internasional, agar mampu menjangkau peluang yang terbentuk oleh geliat luar biasa industri film dan konten nasional maupun internasional.
Baca juga: PFN gelar Vital Voices Festival 2020 pacu industri kreatif film
Baca juga: Belasan UKM raih penghargaan di ajang Festival Kreatif Lokal 2020
Baca juga: Wapres dorong pelaku industri kreatif rancang produk halal
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: