Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia Sung Jong Ha secara resmi melakukan serah terima tiga mobil listrik di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung, Selasa.

Dengan serah terima ini, Jabar menjadi provinsi pertama di Indonesia yang memiliki kendaraan operasional kedinasan berupa mobil listrik.

Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil menjelaskan dua unit mobil akan digunakan sebagai kendaraan operasional kedinasannya sebagai Gubernur Jabar dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum. Satu unit lainnya akan digunakan untuk operasional polisi patwal gubernur.

Baca juga: Jajal Hyundai IONIQ electric "rute urban", berapa konsumsi listriknya?

Ia menambahkan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar secara bertahap akan mengalihkan seluruh kendaraan dinas menjadi mobil listrik.

"Kami jadi provinsi pertama, pemerintah daerah pertama yang secara resmi mengalihkan kebijakan kendaraan konvensional ke kendaraan listrik,” ujar Kang Emil.

Untuk dipahami, Kang Emil berujar bahwa efisiensi biaya menjadi salah satu alasan pihaknya memutuskan untuk mengalihkan kendaraan operasional kedinasan ke mobil listrik. Dengan mobil listrik, Pemda Provinsi Jabar bisa menghemat pengeluaran anggaran biaya BBM hingga satu per limanya.

“Penghematan biaya (dengan mobil listrik) luar biasa. Untuk 300 kilometer menggunakan BBM itu bisa Rp300 ribu, tapi kalau dengan kendaraan listrik ini cukup sekitar Rp50 ribuan kalau dikonversi ke biaya,” ujar Kang Emil.

Baca juga: Mobil listrik makin diminati, pengisian daya dan harga jadi sorotan

Selain itu, mobil listrik asal Negeri Ginseng Korea ini memiliki harga terjangkau, sekitar Rp600 juta per unit serta ramah lingkungan. Adapun dilansir situs web resmi Hyundai, IONIQ Electric mempunyai kapasitas sebesar 38,3 kWh dan KONA Electric sebesar 39,2 kWh.

Menggunakan baterai sebagai sumber energi utama, mobil listrik murni terbebas dari emisi. Berdasarkan perhitungan biaya penggunaan listrik (R2-R3), IONIQ Electric dan KONA Electric masing-masing memiliki efisiensi listrik 0,138 kWh/km dan 0,150 kWh/km serta mampu menempuh jarak 373 km dan 345 km.

Untuk kemampuan jelajah, Kang Emil sendiri mengaku sudah mencoba atau test drive mobil listrik tersebut saat kunjungan kerja ke Garut di akhir Oktober 2020.

“Kalau untuk pengisian (daya listrik) ini bisa di rumah. Saya sudah coba test drive waktu ke Garut, jadi di Nagreg saat antre tanjakan tidak ada bedanya kendaraan listrik ini dengan yang lain. Yang membedakan hanya dua, tidak pakai bensin dan tidak ada suara,” tuturnya.

Baca juga: Luhut: Indonesia berpotensi besar jadi produsen kendaraan listrik

Kang Emil mengatakan bahwa ke depan, tidak hanya mobil tetapi rencananya sepeda motor operasional kedinasan juga akan beralih ke sepeda motor listrik.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia Sung Jong Ha mengapresiasi upaya Kang Emil yang telah membuat kebijakan mengalihkan kendaraan operasional kedinasan ke mobil listrik.

“Hari ini kami serah terimakan mobil listrik ini kepada Bapak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil,” ujar Mr. Sung Jong Ha.

“Kami mengapresiasi upaya Pak Gubernur yang beralih menggunakan kendaraan operasionalnya berupa kendaraan listrik,” ujarnya.