Banda Aceh (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) berencana untuk merehabilitasi secara keseluruhan markas PMI Provinsi Aceh sebagai salah satu aset besar yang dimiliki PMI dan harus dirawat agar dapat dipergunakan serta dimanfaatkan dengan baik.

“Ini salah satu aset terbesar PMI, selain luasnya lahan, gudang yang cukup baik, kantor juga baik, ada pusat latihan juga, makanya kita harus rehabilitasi dulu secara keseluruhan,” kata Ketua Umum PMI Muhammad Jusuf Kalla di sela meninjau kompleks markas PMI Aceh usai melantik Pengurus Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Aceh periode 2020-2025 di Banda Aceh, Selasa.

Baca juga: Jusuf Kalla ajak penyintas COVID-19 donor plasma konvalesens

Dia menyebutkan markas PMI Aceh merupakan salah satu tempat operasi palang merah Internasional terbesar, di antara semua operasi besar palang merah dunia lainnya, seperti di Haiti, Yaman dan sebagainya.

Sehingga, lanjut dia, markas PMI tersebut harus beroperasi dengan baik, jangan sampai terbengkalai. Kompleks itu bisa dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan, klinik, penginapan, dan sebagainya.

“Setelah (rehabilitasi) itu baru bisa dimanfaatkan dengan pasti, apakah bisa jadi klinik, tempat pendidikan, begitu juga yang lain-lainnya. Karena di sini kendaraan juga cukup, mobilitas juga cukup baik,” katanya.

Karena masih di tengah bencana nonalam, yakni pandemi COVID-19, Jusuf Kalla mengajak seluruh relawan PMI untuk terus mengambil peran dalam penanggulangan wabah virus vorona.

Baca juga: JK sebut Hari Relawan adalah peringatan hari keikhlasan

Baca juga: Antisipasi bencana di libur akhir tahun PMI siapkan peralatan evakuasi


“Terus memberi pendidikan kepada masyarakat, bagaimana baiknya cuci tangan, bagaimana baiknya pakai masker dan juga memberi bantuan kepada masyarakat serta melakukan penyemprotan karena virus ada di mana-mana,” katanya.