PVMBG tambah alat pendeteksi antisipasi erupsi Ili Lewotolok
29 Desember 2020 18:08 WIB
Gunung Api Ili Lewotolok mengeluarkan material vulkanik erupsi di Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (29/11/2020).Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikan status gunung api itu dari semula waspada menjadi siaga setelah melihat situasi gunung api yang terus melontarkan batu atau larva pijar. ANTARA FOTO/Aken Udjan/KH. (Antara Foto/Kornelis Kaha)
Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menambah alat monitoring gempa pendeteksi tekanan di Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Pemasangan alat itu kita lakukan beberapa minggu yang lalu," kata Kepala Bidang Migitasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Tidak hanya Gunung Ili Lewotolok, PVMBG juga melakukan sejumlah pemeliharaan alat dan pemantauan secara rutin di beberapa gunung api yang aktif.
Kemudian, PVMBG juga mengirimkan tim ke gunung-gunung yang berpotensi erupsi hingga 31 Desember 2020. Kegiatan yang sama juga akan dilakukan PVMBG terutama pada gunung-gunung yang berada pada level siaga.
Baca juga: Aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih terus berlangsung
Baca juga: 6.237 warga Lembata sudah dievakuasi dari KRB Gunung Ili Lewotolok
Secara umum, kata dia, peristiwa atau aktivitas gunung api di Indonesia sepanjang 2020 tidak ada menimbulkan korban jiwa. Namun, sebagian masyarakat terpaksa mengungsi guna memitigasi potensi bencana yang lebih besar.
Masyarakat yang mengungsi tersebut yakni bermukim di sekitar Gunung Sinabung, Sumatera Utara, Gunung Merapi, Gunung Semeru dan Gunung Ili Lewotolok.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan sejumlah upaya mitigasi gunung api yang akan dilakukan oleh PVMBG yakni penyelidikan atau penelitian gunung api, pemetaan geologi dan pemetaan kawasan rawan bencana.
Selanjutnya, peringatan dini bahaya gunung api, instalasi peralatan, optimalisasi peralatan, penyuluhan bencana gunung api, tanggap darurat letusan gunung api, penyelidikan pascaletusan, semburan lumpur dan air panas.
Baca juga: Erupsi gunung Ili Lewotolok tak ada kaitan dengan gunung api lain
Baca juga: Waspadai lahar dingin dari Gunung Ili Lewotolok saat hujan lebat
"Pemasangan alat itu kita lakukan beberapa minggu yang lalu," kata Kepala Bidang Migitasi Gunung Api PVMBG Hendra Gunawan saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Selasa.
Tidak hanya Gunung Ili Lewotolok, PVMBG juga melakukan sejumlah pemeliharaan alat dan pemantauan secara rutin di beberapa gunung api yang aktif.
Kemudian, PVMBG juga mengirimkan tim ke gunung-gunung yang berpotensi erupsi hingga 31 Desember 2020. Kegiatan yang sama juga akan dilakukan PVMBG terutama pada gunung-gunung yang berada pada level siaga.
Baca juga: Aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok masih terus berlangsung
Baca juga: 6.237 warga Lembata sudah dievakuasi dari KRB Gunung Ili Lewotolok
Secara umum, kata dia, peristiwa atau aktivitas gunung api di Indonesia sepanjang 2020 tidak ada menimbulkan korban jiwa. Namun, sebagian masyarakat terpaksa mengungsi guna memitigasi potensi bencana yang lebih besar.
Masyarakat yang mengungsi tersebut yakni bermukim di sekitar Gunung Sinabung, Sumatera Utara, Gunung Merapi, Gunung Semeru dan Gunung Ili Lewotolok.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan sejumlah upaya mitigasi gunung api yang akan dilakukan oleh PVMBG yakni penyelidikan atau penelitian gunung api, pemetaan geologi dan pemetaan kawasan rawan bencana.
Selanjutnya, peringatan dini bahaya gunung api, instalasi peralatan, optimalisasi peralatan, penyuluhan bencana gunung api, tanggap darurat letusan gunung api, penyelidikan pascaletusan, semburan lumpur dan air panas.
Baca juga: Erupsi gunung Ili Lewotolok tak ada kaitan dengan gunung api lain
Baca juga: Waspadai lahar dingin dari Gunung Ili Lewotolok saat hujan lebat
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: