Jakarta (ANTARA) - Kalangan penangkar dan petani tebu optimistis program pengembangan kebun benih datar (KBD) bisa membantu menyukseskan target swasembada produksi gula yang dicanangkan pemerintah.

Ketua Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBPTI) Jawa Tengah Yogi Dwi Sungkowo menyatakan keyakinan tersebut dilatarbelakangi upaya keras pemerintah dalam melakukan seleksi dan pengujian kualitas benih yang benar-benar ketat.

"Benar-benar selektif, dipilih yang secara kualitas memang bagus sehingga kegiatan pembangunan KBD ini pastinya lebih bagus," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Baca juga: Pemerintah dan dunia usaha masih menghitung stok gula akhir tahun

Pemerintah mengembangkan 1.667 hektare KBD yang tersebar di Jawa Timur, Jawa tengah, dan Jawa Barat pada 2020 sebagai bagian dari upaya mempercepat tercapainya swasembada gula. Pengembangan KBD ini ditargetkan bisa menghasilkan 600,120 juta benih.

Sementara itu, Sekretaris PPBPTI Jawa Timur (Jatim) Bambang Setiyawan yang juga perwakilan produsen benih menyatakan bahwa data calon petani calon lokasi (CPCL) penerima bantuan benih masih berubah-ubah, jika terus berlanjut, dikhawatirkan hal ini berpotensi menghalangi upaya menuju swasembada gula.

Pasalnya, tambahnya, jika terjadi pengurangan CPCL, maka serapan benih yang disediakan akan berkurang. Hal ini berpotensi menyebabkan kerugian pada penangkar yang sudah menyediakan benih sesuai data awal.

Namun, di sisi lain, jika terjadi penambahan data CPCL, dikhawatirkan benih yang tersedia tidak akan cukup sehingga bisa menghambat keberhasilan program ini.

"Paling tidak penangkar atau produsen (benih), sudah pegang data itu sehingga ketersediaan benih yang mau disiapkan itu sesuai permintaan," kata Bambang.

Selain persoalan tersebut, Vice General Manager Pabrik Gula Pakis Baru Ari Sudrajat mengungkapkan perlunya inovasi serta pengenalan benih varietas baru ke petani.

Pengenalan varietas baru pada petani bukanlah urusan gampang, tambahnya, petani yang telah terbiasa menanam satu jenis bibit tertentu, biasanya sulit untuk berganti dan beralih pada jeis atau varietas baru.

"Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan demplot varietas unggul baru di sentra-sentra tanaman tebu guna memberi contoh bagi para petani," katanya.

Menurut Ketua PPBPTI Jatim Kodrat Samadikun, koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan menjadi kunci utama untuk mendapatkan data untuk bisa mendapatkan data serta membuat pemetaan yang akurat terkait dua hal di atas.

"Ini melibatkan tidak hanya satu institusi tetapi harus semua yang berkepentingan terlibat dan harus memang benar-benar bagaimana membangun sistem yang baik," ujar Kodrat.

Ketua Kelompok Tani Subur Makmur Desa Sumberejo, Kabupaten Pati, Jateng, Kamari menambahkan melalui program KBD para petani tebu bisa memperoleh benih bersertifikat dan bermutu untuk pengembangan kebun tebu giling (KTG) secara cuma-cuma pada tahun depan.

Dengan adanya bantuan benih tersebut, pihaknya mengharapkan tak hanya produksi tebu yang merupakan bahan baku utama produksi gula, tetapi juga rendemennya, bisa meningkat.

Baca juga: Swasta tertarik investasi industri gula di Kalbar
Baca juga: Panen hingga November, Kementan sebut produksi gula capai 2,2 juta ton