Jakarta (ANTARA) - Ketua Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Choirul Anam mengatakan pihaknya akan menunggu hasil uji balistik menentukan jenis peluru yang ditemukan pada tempat kejadian perkara penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50.

"Soal proyektil itu terkait pistol atau laras panjang, pabrikan atau tidak, itu harus uji balistik. Jadi belum kami simpulkan, kami hanya menyampaikan di sini bahwa kami menemukan tujuh proyektil dan empat selongsong peluru (dari TKP). Nantinya masih ada proses berikutnya untuk menguji itu," kata Anam saat ditemui wartawan di Jakarta, Senin.

Baca juga: Komnas HAM temukan proyektil-selongsong di TKP penembakan laskar FPI

Hal itu disampaikan Anam untuk menjawab pertanyaan wartawan apakah benar jenis peluru yang ditemukan tim Komnas HAM dari TKP penembakan laskar FPI diduga berasal dari senjata rakitan kaliber 9mm.

Anam mengatakan nantinya pengujian balistik akan mampu menjawab semua pertanyaan itu secara terang dan jelas.

Untuk itu, agar objektif, ia berharap uji balistik nanti dapat dilakukan secara terbuka, akuntabel, dan transparan.

"Semoga uji balistik itu nanti transparan, akuntabel, dan bisa kita akses secara bersama-sama. Karena itu penting, ditunggu oleh semua orang," kata Anam.

Baca juga: Komnas HAM periksa senjata api dalam peristiwa bentrokan FPI
Baca juga: Kasus Laskar FPI, Bareskrim periksa 78 saksi dan tujuh ahli