Jakarta (ANTARA) - Pelatih Benevento Filippo Inzaghi mengungkapkan bahwa pertandingan Liga Italia mendatang melawan AC Milan tidak akan menjadi laga biasa.

Pria yang akrab disapa Pippo itu memiliki kenangan-kenangan indah saat membela Milan. Saat berseragam Rossoneri selama sebelas tahun ia telah memenangi dua gelar Liga Italia dan dua gelar Liga Champions. Sayangnya, saat menukangi Milan selama semusim pada 2014/2015, Inzaghi gagal menghadirkan prestasi apapun.

Benevento yang merupakan tim promosi saat ini menghuni posisi kesepuluh di klasemen dengan 14 poin, dan mereka akan bertemu Milan setelah libur Natal pada 3 Januari.

"Itu tidak akan menjadi pertandingan biasa, bahkan seandainya menghadapi adik kandung saya (pelatih Lazio Simone Inzaghi) merupakan pertandingan yang lebih sulit," kata Inzaghi seperti dikutip dari La Gazzetta dello Sport.

Baca juga: Filippo Inzaghi puas tim asuhannya Benevento mampu imbangi Lazio 1-1

"Saya turut bahagia untuk Milan, menurut saya mereka merupakan kandidat peraih gelar sampai akhir. Saya turut gembira untuk para penggemar mereka, mereka akan selalu ada di hati saya. Saya yakin mereka ingin tahu hasil pertandingan Benevento setiap pekan," tambahnya.

"Para pemain saya tahu apa yang perlu mereka lakukan. Mereka tahu kapan saat yang tepat untuk bersusah payah (bertahan) dan kapan kami harus menyerang. Kami mendapatkan rasa hormat dari tim-tim lain, namun kami belum pasti selamat (dari degradasi). Saya yakin tim-tim seperti Torino dan Genoa akan segera kembali ke jalur yang benar," ucap mantan penyerang Juventus dan Atalanta itu.

Baca juga: Benevento akhiri rentetan kekalahan beruntun usai tundukkan Fiorentina
Baca juga: Minus Ronaldo, Juventus ditahan imbang 1-1 oleh Benevento


Pada kesempatan itu Inzaghi mengatakan pihak klub belum berencana untuk merekrut pemain-pemain baru. Mereka akan lebih mengandalkan para pemain muda, yang menurut Inzaghi selalu siap untuk dimainkan.

Benevento meraih hasil imbang saat melawan juara bertahan Juventus pada Desember. Pada pertandingan itu, Juve tidak memainkan mega bintangnya Cristiano Ronaldo.

"Saya suka memotivasi tim dan kami memberikan 120 persen di lapangan pada malam itu. Itu selalu terjadi, itulah mengapa kami mengambil risiko terhadap kemerosotan psikologis, namun kami berlatih keras untuk menghindarinya," pungkas Inzaghi.