Para ilmuwan mengatakan varian itu sekitar 40-70 persen lebih mudah menular daripada varian aslinya. Sejumlah negara lain, termasuk Australia, Italia, dan Belanda mengatakan mereka juga telah mendeteksi kasus galur baru corona itu.
Kedua kasus yang ditemukan di Kanada teridentifikasi pada pasangan di Ontario selatan saat provinsi itu mulai diisolasi pada Sabtu. Riwayat perjalanan, paparan, atau, kontak berisiko tinggi kedua orang itu tidak diketahui.
"Ini semakin memperkuat pentingnya untuk tinggal di rumah sebisa mungkin bagi warga Ontario dan terus mengikuti semua protokol kesehatan masyarakat, termasuk langkah-langkah penutupan provinsi mulai hari ini," kata Dr Barbara Yaffe, pejabat tinggi lembaga layanan kesehatan Ontario, dalam pernyataan.
Ontario melaporkan 4.301 kasus baru selama dua hari terakhir pada hari Sabtu, dengan catatan lebih dari 2.000 kasus per hari selama 12 hari berturut-turut.
Pekan lalu, Kanada memperpanjang hingga 6 Januari larangan masuk bagi para penumpang penerbangan yang datang dari Inggris.
Kanada juga memperluas langkah-langkah penyaringan dan pemantauan terhadap mereka yang datang dari Afrika Selatan, dengan alasan munculnya varian baru yang lebih mudah menular.
Para ilmuwan mengatakan tidak ada bukti bahwa vaksin yang saat ini sedang digunakan --termasuk yang dibuat oleh Pfizer dan BioNtech-- atau suntikan COVID-19 lainnya yang sedang dikembangkan, tidak efektif untuk melindungi dari varian baru itu.
Kanada mulai meluncurkan vaksin Pfizer awal Desember dan mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 Moderna Inc ke seluruh negeri Kamis pekan lalu.
Kanada sejauh ini melaporkan 541.616 kasus COVID-19, dengan 14.800 kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Trudeau: Kanada akan terima 500.000 dosis vaksin Pfizer pada Januari
Baca juga: Kanada suntikkan dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer
Baca juga: Pembatasan perjalanan di perbatasan AS diperpanjang hingga 21 Januari