Denpasar (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, Bali memastikan kesiapan penggunaan fasilitas khusus seperti ruangan, sarana prasarana penunjang dan SDM untuk proses vaksinasi COVID-19. "RS Sanglah sudah siap dan sebelumnya sudah melakukan simulasi vaksinasi untuk nakes yang bertugas, karena tahap pertama vaksinasi nantinya akan ditujukan untuk tenaga-tenaga kesehatan yang ada di RS Sanglah," kata Direktur Utama RSUP Sanglah dr I Wayan Sudana saat dikonfirmasi melalui telepon di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan proses persiapan sudah dilakukan dari tahap penerimaan pasien sampai dengan pemberian vaksin. Selain itu, sistem pelayanan vaksinasi COVID-19 di RSUP Sanglah juga disiagakan.

"Kalau sudah siap diperintah melakukan vaksinasi tentunya kita sudah siap. Tenaga juga sudah siap. Sistem pelayanannya juga sudah disiapkan ada empat tahapan yang harus dilewati bagi calon penerima vaksin," katanya.

Proses pertama yaitu melengkapi kebutuhan administrasi, kedua melakukan screening untuk mengetahui kelayakan pemberian vaksin COVID-19, ketiga tindak lanjut bagi penerima vaksin yang layak dan keempat, mengevaluasi, memonitor ketika ada kegiatan lanjutan saat pemberian vaksin.

"Kurang lebih 2.800 tenaga medis yang akan menerima vaksin ini dan harus melalui proses screening dan tahapan lainnya untuk tahu kelayakan pemberian vaksin,"katanya.

Dalam kesempatan ini, dr Sudana mengatakan, bahwa sejak 11 Maret 2020, ketika dinyatakan ada pasien COVID-19, RSUP Sanglah telah melakukan perubahan dan pengembangan pelayanan bagi masyarakat.

Beberapa perubahan yang dilakukan seperti mengatur zonasi dalam rumah sakit, mulai dari zona merah, oranye, hijau, dan kuning untuk memastikan pelayanan tetap steril.

"Kita mengantisipasi jangan sampai terkontaminasi antara satu dengan yang lainnya. Jangan sampai nakes terpapar dan jangan sampai masyarakat yang mengantar tidak COVID malah terpapar COVID di rs ini. Karena RS Sanglah di satu sisi masih menangani non-COVID, dan di sisi lain harus menangani pasien COVID," jelas dr. Sudana.