Pastor ajak umat maknai Natal dengan tumbuhkan rasa setia kawan
24 Desember 2020 22:26 WIB
Suasana ibadah Natal di Gereja Santa Maria Mentok, Bangka Belitung, Kamis (24/12/2020). ANTARA/Donatus Dasapurna/aa.
Mentok, Babel (ANTARA) - Pastor Gereja Santa Maria Mentok, Kepulauan Bangka Belitung, mengajak seluruh umat memaknai Natal tahun ini dengan menumbuhkan semangat setia kawan di tengah masyarakat agar mampu menanggulangi dampak pandemi Covid-19.
"Melalui momentum Natal, rasa kesetiakawanan yang semakin berkembang diharapkan bisa menjadi semangat untuk bersama-sama melawan dampak wabah Covid-19 yang telah merusak berbagai sendi kehidupan manusia," kata Pastor Paroki Gereja Santa Maria Mentok, Paulus Chara Pr, di Mentok, Kamis.
Pada misa perayaan Natal yang dihadiri sekitar 200 orang umat, baik yang berada di dalam maupun luar gedung gereja tersebut, Chara mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia memiliki dampak luar biasa, bukan hanya menyerang kesehatan manusia, namun juga sosial dan politik.
Baca juga: Ketua MPR: Perayaan Natal momentum perkuat semangat kebhinekaan
Selama pandemi banyak keluarga berduka karena kehilangan sanak saudara, kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian. Anak-anak harus belajar di rumah dan kehilangan kesempatan bergaul dengan teman-teman sebaya.
Menurut dia, situasi krisis ini mengingatkan kita sebagai manusia sesungguhnya rapuh, baik secara fisik maupun psikis. Manusia dengan mudah bisa sakit akibat terinfeksi virus, bahkan bisa meninggal seketika hanya karena sebuah kelalaian kecil.
"Keganasan virus ini menegaskan bahwa kita semua sama sebagai manusia, sekalipun profesi kita berbeda, suku kita berbeda, agama kita berbeda, pendidikan dan jabatan kita berbeda," katanya.
Baca juga: Semangat keberagaman Natal dari Kampung Sawah
Dengan adanya kesamaan sebagai manusia, diharapkan momentum suka cita Natal menjadi kekuatan cinta dan penyertaan Allah kepada manusia agar semakin setia kawan dan mampu membangun kerelaan untuk melayani mereka yang terpinggirkan dan menderita.
"Kehidupan itu tidak ternilai harganya, karenanya kita harus berjuang bersama-sama secara total untuk merawat dan mempertahankannya," katanya.
Ia menjelaskan, aktualisasi perayaan Natal pada masa sekarang ini adalah bagaimana Gereja menjalankan perutusannya dalam masyarakat, bangsa dan negara yang sedang menghadapi berbagai macam tantangan.
Baca juga: Natal bangun semangat persaudaraan dan kebersamaan
Umat diminta untuk mengikuti jejak Yesus Kristus yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik yang akan meneguhkan hati untuk terus berbelas kasih, bermurah hati dan saling tolong menanggung beban yang sama di tengah pandemi Covid-19.
"Kita melakukan semua itu sambil membangun kerja sama dengan pemerintah dan semua pihak untuk bersama-sama bekerja keras dan menghadirkan kebaikan bagi negeri ini dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19," katanya.
Baca juga: Natal momentum perkuat semangat NKRI
Kegiatan ibadah dengan pengamanan sejumlah personel Polres Bangka Barat berlangsung aman, tertib dan lancar, umat yang hadir menjalankan protokol kesehatan secara baik, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, memeriksa temperatur tubuh sebelum masuk lokasi ibadah dan menerapkan jaga jarak antartempat duduk.
Setelah ibadah selesai, para petugas menyemprotkan disinfektan seluruh kursi dan ruangan dalam gereja agar tetap bersih dan sehat.
"Melalui momentum Natal, rasa kesetiakawanan yang semakin berkembang diharapkan bisa menjadi semangat untuk bersama-sama melawan dampak wabah Covid-19 yang telah merusak berbagai sendi kehidupan manusia," kata Pastor Paroki Gereja Santa Maria Mentok, Paulus Chara Pr, di Mentok, Kamis.
Pada misa perayaan Natal yang dihadiri sekitar 200 orang umat, baik yang berada di dalam maupun luar gedung gereja tersebut, Chara mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia memiliki dampak luar biasa, bukan hanya menyerang kesehatan manusia, namun juga sosial dan politik.
Baca juga: Ketua MPR: Perayaan Natal momentum perkuat semangat kebhinekaan
Selama pandemi banyak keluarga berduka karena kehilangan sanak saudara, kehilangan pekerjaan, kehilangan mata pencaharian. Anak-anak harus belajar di rumah dan kehilangan kesempatan bergaul dengan teman-teman sebaya.
Menurut dia, situasi krisis ini mengingatkan kita sebagai manusia sesungguhnya rapuh, baik secara fisik maupun psikis. Manusia dengan mudah bisa sakit akibat terinfeksi virus, bahkan bisa meninggal seketika hanya karena sebuah kelalaian kecil.
"Keganasan virus ini menegaskan bahwa kita semua sama sebagai manusia, sekalipun profesi kita berbeda, suku kita berbeda, agama kita berbeda, pendidikan dan jabatan kita berbeda," katanya.
Baca juga: Semangat keberagaman Natal dari Kampung Sawah
Dengan adanya kesamaan sebagai manusia, diharapkan momentum suka cita Natal menjadi kekuatan cinta dan penyertaan Allah kepada manusia agar semakin setia kawan dan mampu membangun kerelaan untuk melayani mereka yang terpinggirkan dan menderita.
"Kehidupan itu tidak ternilai harganya, karenanya kita harus berjuang bersama-sama secara total untuk merawat dan mempertahankannya," katanya.
Ia menjelaskan, aktualisasi perayaan Natal pada masa sekarang ini adalah bagaimana Gereja menjalankan perutusannya dalam masyarakat, bangsa dan negara yang sedang menghadapi berbagai macam tantangan.
Baca juga: Natal bangun semangat persaudaraan dan kebersamaan
Umat diminta untuk mengikuti jejak Yesus Kristus yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik yang akan meneguhkan hati untuk terus berbelas kasih, bermurah hati dan saling tolong menanggung beban yang sama di tengah pandemi Covid-19.
"Kita melakukan semua itu sambil membangun kerja sama dengan pemerintah dan semua pihak untuk bersama-sama bekerja keras dan menghadirkan kebaikan bagi negeri ini dalam menanggulangi dampak pandemi Covid-19," katanya.
Baca juga: Natal momentum perkuat semangat NKRI
Kegiatan ibadah dengan pengamanan sejumlah personel Polres Bangka Barat berlangsung aman, tertib dan lancar, umat yang hadir menjalankan protokol kesehatan secara baik, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, memeriksa temperatur tubuh sebelum masuk lokasi ibadah dan menerapkan jaga jarak antartempat duduk.
Setelah ibadah selesai, para petugas menyemprotkan disinfektan seluruh kursi dan ruangan dalam gereja agar tetap bersih dan sehat.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020
Tags: