Chicago (ANTARA) - Emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi), bangkit dari penurunan tiga hari berturut-turut, didukung oleh dolar yang lebih lemah dan data ekonomi negatif, sementara investor tetap berharap atas paket stimulus AS bahkan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk tidak menandatangani rancangan undang-undang bantuan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, naik 7,8 dolar AS atau 0,42 persen menjadi ditutup pada 1.878,10 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (22/12/2020), emas berjangka merosot 12,50 dolar AS atau 0,66 persen menjadi 1.870,30 dolar AS.

Emas berjangka jatuh 6,10 dolar AS atau 0,32 persen menjadi 1.882,80 dolar AS pada Senin (21/12/2020), setelah turun 1,5 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.888,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2020) dan melambung 31,3 dolar AS atau 1,68 persen menjadi .890,40 dolar AS pada Kamis (17/12/2020).

Baca juga: Emas jatuh lagi karena kekhawatiran varian baru virus angkat dolar AS "Data ekonomi hanya memperkuat keyakinan bahwa ekonomi sedang melambat dan itu akan membantu negosiasi dengan stimulus. ... Sangat mungkin bahwa beberapa jenis kesepakatan stimulus masih akan dilakukan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Dolar yang sedikit lebih lemah telah memberikan pergerakan lebih tinggi untuk emas," kata Moya, menambahkan kesepakatan stimulus dan perkembangan positif di front Brexit diperlukan untuk lebih memperkuat kasus bullish emas.

Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa belanja konsumen turun 0,4 persen pada November setelah naik 0,3 persen pada Oktober, penurunan pertama dalam dalam tujuh bulan. Analis pasar berpendapat bahwa ini merupakan tanda yang mengkhawatirkan bagi ekonomi AS.

Departemen Perdagangan lebih lanjut melaporkan bahwa pendapatan pribadi AS merosot 1,1 persen pada November. Kemerosotan yang jauh lebih dari yang diharapkan.

Baca juga: Dolar naik ketika jenis baru virus corona kurangi optimisme stimulus

Meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lain, indeks dolar turun 0,3 persen, sementara investor memperkirakan penurunan lebih lanjut pada 2021.

Trump pada Selasa (22/12/2020) mengancam untuk tidak menandatangani RUU bantuan virus corona senilai 892 miliar dolar AS, yang dipandang sebagai penyelamat bagi ekonomi negara yang dilanda pandemi, dengan mengatakan jumlah bantuan langsung tunai harus ditingkatkan.

"Bahkan jika Donald Trump menolak untuk menandatangani RUU tersebut, secara luas diharapkan bahwa Biden akan meloloskannya dan oleh karena itu kami tidak melihat penurunan apapun pada emas saat ini," kata analis Natixis, Bernard Dahdah.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran tetap tinggi tetapi membukukan penurunan tak terduga minggu lalu.

Emas yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 23 persen tahun ini, mendapatkan keuntungan dari stimulus besar-besaran dilepaskan secara global.

Tanda bahaya tentang varian baru virus corona yang sangat menular telah memicu gelombang larangan perjalanan, menyoroti kekhawatiran atas pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Logam mulia lainnya, p​​​erak untuk pengiriman Maret naik 38,6 sen atau 1,51 persen menjadi ditutup pada 25,921 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 7,7 dolar AS atau 0,76 persen menjadi menetap di 1.017,1 dolar AS per ounce.