PLN jamin ketersediaan pasokan listrik Jawa-Bali saat Natal-Tahun Baru
23 Desember 2020 17:25 WIB
Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali PLN Haryanto WS (tengah) menyampaikan paparan terkait ketersediaan pasokan listrik saat Natal dan Tahun Baru 2021 di PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) di Depok, Jawa Barat, Rabu (23/12/2020). ANTARA/ Zubi Mahrofi.
Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) menjamin ketersediaan pasokan listrik saat perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
"Saat ini, sistem kelistrikan Jawa, Madura dan Bali memiliki daya mampu 37.402 MW dengan prediksi beban puncak pada malam Natal sebesar 21.347 MW sehingga tersedia cadangan daya sebesar 16.055 MW," ujar Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS dalam kunjungannya ke PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Erick: "Smart grid" PLN jadi kunci subsidi tepat sasaran
Sementara pada malam pergantian tahun, lanjut dia, prediksi beban puncak sebesar 19.131 MW sehingga tersedia cadangan sebesar 18.271 MW atau lebih dari cukup.
Haryanto menambahkan PLN menetapkan masa siaga perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di mulai 24 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021.
"Berbagai persiapan saat siaga Natal dan Tahun Baru dilakukan antara lain meniadakan pemeliharaan dan pekerjaan konstruksi, menerbitkan SOP, menyiagakan piket di pembangkitan, transmisi dan distribusi serta melaporkan kondisi kelistrikan secara berkala," paparnya.
Secara nasional, lanjut dia, PLN mengoperasikan posko siaga yang tersebar di seluruh wilayah operasional PLN sebanyak 2.327 posko.
Ia merinci jumlah personel yang siaga 24 jam sebanyak 40.181 orang dan jumlah kendaraan sebanyak 4.848 unit serta menyiapkan 2.660 unit genset, unit gardu bergerak (UGB) dan uninterruptible power supply (UPS) sebagai cadangan suplai pasokan listrik saat terjadi gangguan.
Dalam kesempatan itu, Haryanto juga menyampaikan untuk sistem Sumatera memiliki daya mampu mencapai 7.134 MW dengan beban puncak sebesar 5.652 MW.
Sementara kelistrikan Kalimantan, lanjut dia, sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memiliki daya mampu mencapai 2.084 MW dengan beban puncak 1.149 MW.
Sedangkan sistem khatulistiwa (Kalimantan Barat) memiliki daya mampu mencapai 510 MW dengan beban puncak 315 MW.
Untuk sistem kelistrikan Sulawesi bagian selatan memiliki daya mampu 1.945 MW dengan beban puncak sebesar 1.254 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki daya mampu mencapai 510 MW dengan beban puncak sebesar 394 MW.
Kelistrikan Maluku dan Maluku Utara, dipaparkan, memiliki daya mampu 364 MW dengan beban puncak 199 MW.
Haryanto juga menyebutkan kelistrikan Papua dan Papua Barat memiliki daya mampu 479 MW dengan beban puncak 235 MW.
Kelistrikan NTB memiliki daya mampu mencapai 560 MW dengan beban puncak sebesar 344 MW.
Untuk kelistrikan NTT, memiliki daya mampu mencapai 325 MW dengan beban puncak sebesar 213 MW.
Baca juga: Dorong investasi, PLN siapkan interkoneksi listrik Kalbar-Kalteng
Baca juga: PLN raih pendanaan Rp12 triliun dari perbankan nasional
"Saat ini, sistem kelistrikan Jawa, Madura dan Bali memiliki daya mampu 37.402 MW dengan prediksi beban puncak pada malam Natal sebesar 21.347 MW sehingga tersedia cadangan daya sebesar 16.055 MW," ujar Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS dalam kunjungannya ke PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Baca juga: Erick: "Smart grid" PLN jadi kunci subsidi tepat sasaran
Sementara pada malam pergantian tahun, lanjut dia, prediksi beban puncak sebesar 19.131 MW sehingga tersedia cadangan sebesar 18.271 MW atau lebih dari cukup.
Haryanto menambahkan PLN menetapkan masa siaga perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 di mulai 24 Desember 2020 hingga 2 Januari 2021.
"Berbagai persiapan saat siaga Natal dan Tahun Baru dilakukan antara lain meniadakan pemeliharaan dan pekerjaan konstruksi, menerbitkan SOP, menyiagakan piket di pembangkitan, transmisi dan distribusi serta melaporkan kondisi kelistrikan secara berkala," paparnya.
Secara nasional, lanjut dia, PLN mengoperasikan posko siaga yang tersebar di seluruh wilayah operasional PLN sebanyak 2.327 posko.
Ia merinci jumlah personel yang siaga 24 jam sebanyak 40.181 orang dan jumlah kendaraan sebanyak 4.848 unit serta menyiapkan 2.660 unit genset, unit gardu bergerak (UGB) dan uninterruptible power supply (UPS) sebagai cadangan suplai pasokan listrik saat terjadi gangguan.
Dalam kesempatan itu, Haryanto juga menyampaikan untuk sistem Sumatera memiliki daya mampu mencapai 7.134 MW dengan beban puncak sebesar 5.652 MW.
Sementara kelistrikan Kalimantan, lanjut dia, sistem interkoneksi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara memiliki daya mampu mencapai 2.084 MW dengan beban puncak 1.149 MW.
Sedangkan sistem khatulistiwa (Kalimantan Barat) memiliki daya mampu mencapai 510 MW dengan beban puncak 315 MW.
Untuk sistem kelistrikan Sulawesi bagian selatan memiliki daya mampu 1.945 MW dengan beban puncak sebesar 1.254 MW. Sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo memiliki daya mampu mencapai 510 MW dengan beban puncak sebesar 394 MW.
Kelistrikan Maluku dan Maluku Utara, dipaparkan, memiliki daya mampu 364 MW dengan beban puncak 199 MW.
Haryanto juga menyebutkan kelistrikan Papua dan Papua Barat memiliki daya mampu 479 MW dengan beban puncak 235 MW.
Kelistrikan NTB memiliki daya mampu mencapai 560 MW dengan beban puncak sebesar 344 MW.
Untuk kelistrikan NTT, memiliki daya mampu mencapai 325 MW dengan beban puncak sebesar 213 MW.
Baca juga: Dorong investasi, PLN siapkan interkoneksi listrik Kalbar-Kalteng
Baca juga: PLN raih pendanaan Rp12 triliun dari perbankan nasional
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: