Tim Jibom Brimob ledakkan ranjau darat sisa perang di Pariaman
23 Desember 2020 17:10 WIB
Tim Jibom Detasemen Gegana Satuan Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) sedang mengidentifikasi ranjau darat yang akan dimusnahkan atau disposal dengan cara diledakkan. ANTARA.
Pariaman (ANTARA) - Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Satuan Brimob Kepolisian Daerah Sumatera Barat kembali meledakkan peledak militer sisa perang yang ditemukan warga Kota Pariaman.
"Kali ini peledak militer jenis ranjau darat yang ditemukan warga di sebuah ladang di Kelurahan Pondok II, Kecamatan Pariaman Tengah kemarin," kata Kapolres Pariaman, AKBP Deny Rendra Laksmana di Pariaman, Rabu.
Ranjau darat tersebut ditemukan oleh warga Kelurahan Pondok II yaitu Rudi (30) di ladang ubi milik warga setempat yaitu Uncu Men (45).
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pelempar bom bondet di PN Kota Probolinggo
Ia mengatakan setelah penemuan tersebut warga langsung melapor ke Polres Pariaman dan pihaknya pun menyampaikan penemuan itu ke Polda Sumbar.
Untuk menindaklanjuti penemuan peledak yang diduga peninggalan perang tersebut maka dilakukan pemusnahan atau disposal dengan cara diledakkan.
Peledakan ranjau darat tersebut juga dilakukan di lokasi pemusnahan granat jenis nanas pada 28 November 2020 yaitu di GOR Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah.
"Pariaman memiliki sejarah sebagai tempat pertempuran Belanda dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) sehingga kami mengimbau warga jika menemukan benda diduga bom maka segera melapor ke polisi," katanya.
Sebelumnya Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana, Brimob Polda Sumbar meledakkan satu unit granat jenis nanas yang diduga sisa perang puluhan tahun lalu yang ditemukan warga setempat ketika sedang menggali pondasi pembangunan rumah.
"Granat tersebut ditemukan oleh warga di Kecamatan Pariaman Selatan sekitar pukul 17.00 WIB kemarin," kata Deny usai peledakan granat tersebut.
Setelah menemukan granat tersebut warga melaporkan penemuannya kepada anggota polisi setempat sehingga pihaknya langsung mendatangi lokasi guna melakukan pengamanan.
Menurut pihaknya granat tersebut diduga sisa masa perang dunia atau ketika perlawanan pada perang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia sehingga potensi keberadaannya di daerah hingga saat ini masih ada.
"Kemungkinan masih ada karena Pariaman merupakan tempat perlawanan terhadap Belanda," katanya.
Baca juga: Rumah Ketua KPU Muna dilempari bom molotov
"Kali ini peledak militer jenis ranjau darat yang ditemukan warga di sebuah ladang di Kelurahan Pondok II, Kecamatan Pariaman Tengah kemarin," kata Kapolres Pariaman, AKBP Deny Rendra Laksmana di Pariaman, Rabu.
Ranjau darat tersebut ditemukan oleh warga Kelurahan Pondok II yaitu Rudi (30) di ladang ubi milik warga setempat yaitu Uncu Men (45).
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pelempar bom bondet di PN Kota Probolinggo
Ia mengatakan setelah penemuan tersebut warga langsung melapor ke Polres Pariaman dan pihaknya pun menyampaikan penemuan itu ke Polda Sumbar.
Untuk menindaklanjuti penemuan peledak yang diduga peninggalan perang tersebut maka dilakukan pemusnahan atau disposal dengan cara diledakkan.
Peledakan ranjau darat tersebut juga dilakukan di lokasi pemusnahan granat jenis nanas pada 28 November 2020 yaitu di GOR Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah.
"Pariaman memiliki sejarah sebagai tempat pertempuran Belanda dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) sehingga kami mengimbau warga jika menemukan benda diduga bom maka segera melapor ke polisi," katanya.
Sebelumnya Tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana, Brimob Polda Sumbar meledakkan satu unit granat jenis nanas yang diduga sisa perang puluhan tahun lalu yang ditemukan warga setempat ketika sedang menggali pondasi pembangunan rumah.
"Granat tersebut ditemukan oleh warga di Kecamatan Pariaman Selatan sekitar pukul 17.00 WIB kemarin," kata Deny usai peledakan granat tersebut.
Setelah menemukan granat tersebut warga melaporkan penemuannya kepada anggota polisi setempat sehingga pihaknya langsung mendatangi lokasi guna melakukan pengamanan.
Menurut pihaknya granat tersebut diduga sisa masa perang dunia atau ketika perlawanan pada perang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia sehingga potensi keberadaannya di daerah hingga saat ini masih ada.
"Kemungkinan masih ada karena Pariaman merupakan tempat perlawanan terhadap Belanda," katanya.
Baca juga: Rumah Ketua KPU Muna dilempari bom molotov
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: