Kepala Bappenas sebut daya beli masyarakat masih tertekan pada 2021
22 Desember 2020 18:52 WIB
Tangkapan layar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat memberikan paparan dalam webinar Outlook Pembangunan 2021 di Jakarta, Selasa. (ANTARA/Citro Atmoko)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan daya beli masyarakat Indonesia masih akan tertekan pada 2021 seiring dengan dampak dari pandemi yang masih dirasakan sejumlah sektor.
"Di 2021, kita melihat masih ada tekanan terhadap daya beli masyarakat, tapi mudah-mudahan lebih moderat. Kalau kita lihat sektor industri manufaktur dan pariwisata itu bisa lebih cepat pulih pelan-pelan sambil sembari menegakkan protokol kesehatan. Mudah-mudahan tekanan terhadap daya beli ini bisa mengendor," ujar Suharso dalam webinar Outlook Pembangunan 2021 di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, lanjut Suharso, penting untuk memetakan sektor mana yang paling parah, moderat, dan ringan akibat pandemi COVID-19. Ada sektor ekonomi yang bertahan, bahkan justru meningkat di tengah pandemi.
"Kita tahu juga ada sektor-sektor ekonomi yang justru jadi the winner pada keadaan seperti ini, misalnya e-commerce, logistik, food delivery, teknologi, obat-obatan, streming service, ekonomi kreatif, bahkan tanaman hias dan anggrek yang menjadi tren baru di era work from home, stay at home," kata Sunarso.
Sunarso juga menuturkan, tantangan pembangunan 2021 berikutnya adalah penanganan COVID-19 secara tepat, cepat, terukur, dan holistik. Vaksin bagi seluruh negara di dunia akan menjadi game changer untuk menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kita tahu banyak cerita mengenai vaksin ini, termasuk yang terjadi di Inggris dimana virus itu mengalami mutasi dan mutan-mutannya itu menjadi sesuatu yang baru dan lebih cepat menular tapi kebahayaannya agak berkurang. Mudah-mudahan kita cepat bisa melakukan vaksinasi dan presiden juga mengatakan sekitar 180 juta rakyat Indonesia akan dapatkan vaksinasi secara gratis dalam rangka mencapai herd immunity," ujar Sunarso.
Menurut Sunarso, tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Ia menuturkan, cara bekerja tidak bisa lagi konvensional namun harus luar biasa.
"Kita dorong penguatan industri manufaktur, pariwisata dan investasi yang tentu didasarkan pada keunggulan wilayah masing-masing. Kita dorong sentra-sentra ekonomi baru skala kecil dan menengah yang tersambung dengan konektivitas antar wilayah. Dan yang paling penting bagaimana kita bisa menata ulang sistem kesehatan nasional, sistem ketahanan bencana, sistem ketahanan pangan, dan sistem perlindungan sosial," kata Suharso.
Baca juga: Bappenas optimistis investasi akan pulih tahun depan hingga 6,4 persen
Baca juga: Pandemi COVID-19 momentum koreksi dalam mengelola pembangunan
"Di 2021, kita melihat masih ada tekanan terhadap daya beli masyarakat, tapi mudah-mudahan lebih moderat. Kalau kita lihat sektor industri manufaktur dan pariwisata itu bisa lebih cepat pulih pelan-pelan sambil sembari menegakkan protokol kesehatan. Mudah-mudahan tekanan terhadap daya beli ini bisa mengendor," ujar Suharso dalam webinar Outlook Pembangunan 2021 di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, lanjut Suharso, penting untuk memetakan sektor mana yang paling parah, moderat, dan ringan akibat pandemi COVID-19. Ada sektor ekonomi yang bertahan, bahkan justru meningkat di tengah pandemi.
"Kita tahu juga ada sektor-sektor ekonomi yang justru jadi the winner pada keadaan seperti ini, misalnya e-commerce, logistik, food delivery, teknologi, obat-obatan, streming service, ekonomi kreatif, bahkan tanaman hias dan anggrek yang menjadi tren baru di era work from home, stay at home," kata Sunarso.
Sunarso juga menuturkan, tantangan pembangunan 2021 berikutnya adalah penanganan COVID-19 secara tepat, cepat, terukur, dan holistik. Vaksin bagi seluruh negara di dunia akan menjadi game changer untuk menekan laju penyebaran COVID-19.
"Kita tahu banyak cerita mengenai vaksin ini, termasuk yang terjadi di Inggris dimana virus itu mengalami mutasi dan mutan-mutannya itu menjadi sesuatu yang baru dan lebih cepat menular tapi kebahayaannya agak berkurang. Mudah-mudahan kita cepat bisa melakukan vaksinasi dan presiden juga mengatakan sekitar 180 juta rakyat Indonesia akan dapatkan vaksinasi secara gratis dalam rangka mencapai herd immunity," ujar Sunarso.
Menurut Sunarso, tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Ia menuturkan, cara bekerja tidak bisa lagi konvensional namun harus luar biasa.
"Kita dorong penguatan industri manufaktur, pariwisata dan investasi yang tentu didasarkan pada keunggulan wilayah masing-masing. Kita dorong sentra-sentra ekonomi baru skala kecil dan menengah yang tersambung dengan konektivitas antar wilayah. Dan yang paling penting bagaimana kita bisa menata ulang sistem kesehatan nasional, sistem ketahanan bencana, sistem ketahanan pangan, dan sistem perlindungan sosial," kata Suharso.
Baca juga: Bappenas optimistis investasi akan pulih tahun depan hingga 6,4 persen
Baca juga: Pandemi COVID-19 momentum koreksi dalam mengelola pembangunan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: