Batang (ANTARA) - Para nelayan Roban Barat, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, meminta pada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengembang proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang menertibkan pembuangan lumpur dari dermaga ke tengah laut.

Beberapa nelayan Roban Barat di Batang, Senin, mengatakan bahwa selama ini, lumpur yang dikeruk dari dermaga PLTU dibuang di sejumlah titik sehingga terkadang menyangkut ke jaring trawl yang dioperasikan nelayan hingga rusak.

"Kami memang tidak tahu, titik mana untuk pembuangan lumpur dermaga dari PLTU itu karena dibuang sembarangan. Jika, bisa, saya mengusulkan sisa lumpur tersebut dibuang ke pantai Sigandu agar tidak mengganggu lalu lintas perahu nelayan di laut," kata nelayan Zaidun (40).

Ia yang didampingi nelayan lain Jamain alias Jeber (25) mengatakan pembuangan sisa lumpur dengan menggunakan kapal tongkang ke laut ini sudah banyak merusak jaring ikan nelayan sehingga hal itu mempengaruhi hasil tangkapan ikan.

Saat ini, kata dia, para nelayan hanya pasrah melihat kondisi yang ada sekarang ini (pembuangan lumpur) karena PLTU dipastikan tidak akan menerima informasi terhadap dampak itu.

"Ya karena sudah terlanjur dibangun (PLTU) seperti itu mau bagaimana lagi. Dulu, kami berjuang (menolak, red.) pembangunan PLTU di Batang namun mau bagaimana lagi sudah terlanjur, jika bisa diulang (proyek itu) jangan dibangun di sini," katanya.

Terkait adanya batu bara tercecer di laut, mereka mengatakan bahwa belum begitu berdampak pada para nelayan karena jumlahnya masih kecil.

"Kemungkinan batu bara itu hanya tercecer saja di laut karena masih dalam proses pengiriman dari luar Jawa karena (PLTU) belum beroperasi. Bisa juga, batu bara yang tercecer akan dibawa ke PLTU di Jepara," katanya.

Wakil Bupati Batang Suyono mengatakan pemkab belum menerima adanya keluhan dari para nelayan terkait masalah tercecernya batu bara dan pembuangan lumpur di beberapa titik itu.

"Coba, saya tanyakan dulu karena saya belum menerima informasi tersebut," katanya.

Sementara itu, Pimpinan PT Bhimasena Power Indonesia Batang Ari Wibowo saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak menjawab.

Namun saat dikonfirmasi melalui pesan singkat WhatsApp, dirinya mengatakan masih sedang rapat dan diminta menghubungi Manajer Publikasi PT BPI Febri tetapi saat di telepon beberapa kali tidak ada jawaban atau tidak aktif.