Shanghai (ANTARA) - Beberapa daerah di pesisir timur China memberikan kontribusi sekitar 40 persen dari total perdagangan negara tersebut dengan Indonesia.

"Komoditas perdagangan dari Indonesia memang berlabuh di pantai timur, selain juga di selatan, seperti Xiamen dan Hong Kong," kata Konsul Jenderal RI di Shanghai Deny Kurnia kepada ANTARA, Senin.

Ia menyebutkan total nilai perdagangan Indonesia dengan beberapa wilayah pesisir timur China, yakni Jiangsu, Anhui, Shanghai, Zhejiang, dan Jiangxi bisa mencapai 3,5 miliar dolar AS (Rp49 triliun) per bulan.

"Daerah-daerah itu menyumbang 40 persen nilai total perdagangan bilateral Indonesia-China," kata Deny.

Baca juga: Terdampak COVID-19, China yakin hubungan ekonomi dengan Indonesia kuat
Baca juga: Perdagangan global China turun, impor dari Indonesia justru naik


Kepala Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) Shanghai Indra Prahasta menambahkan bahwa selama bulan Oktober 2020 saja nilai ekspor Indonesia ke China meningkat 5,2 persen dibandingkan pada bulan Oktober 2019.

"Ini juga menunjukkan bahwa defisit neraca perdagangan kita dengan China juga berkurang," ujarnya.

Baik Dany maupun Indra optimistis bahwa nilai perdagangan Indonesia dengan China pada tahun depan akan naik lagi, apalagi tingkat konsumsi masyarakat China juga mulai membaik setelah selama beberapa bulan dilanda wabah COVID-19.

Buah-buah segar dari Indonesia, sebut Deny, seperti pisang, kelengkeng, naga, salak, dan manggis juga diminati warga wilayah timur daratan Tiongkok itu.

"Manggis sangat agresif masuk ke China. Kebetulan musim panen di Indonesia pas sekali dengan musim libur Imlek. Ini yang lebih menguntungkan manggis kita masuk ke sini daripada Vietnam dan Thailand," ujarnya.

Oleh sebab itu, KJRI dan ITPC Shanghai akan terus memperluas pasar makanan dan minuman serta buah-buahan tropis dari Indonesia ke wilayah tengah, seperti Chongqing dan Sichuan.

Baca juga: Indonesia tekan defisit dagang dengan China sampai 46,08 persen
Baca juga: Indonesia-China fokuskan diplomasi TTI