Medan (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah tetap gencar berpromosi dan menjalin kerja sama dengan berbagai negara untuk menarik investasi ke Indonesia, meski masih ada pandemi COVID-19.

"Perlu tetap gencar promosi dan jalin kerja sama agar usai pandemi COVID-19, investasi sudah bisa langsung cepat masuk ke Indonesia, " ujarnya di Kaldera Toba, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Jumat, seusai acara Indonesia-China Tourism and Investment Forum for 5 Key Super Priority Tourism Destination.

Menurut dia, promosi dan kerja sama merupakan upaya dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah dan usai pandemi COVID-19.

Baca juga: Realisasi investasi minim, Komisi VI DPR akan panggil BKPM

Program PEN, katanya, untuk semua sektor termasuk sektor pariwisata yang merupakan salah satu andalan Indonesia.

Di sektor pariwisata, katanya, misalnya dengan mempromosikan lima destinasi wisata prioritas utama yakni Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, Mandalika, dan Likupang.

"Hasilnya cukup bagus, investor seperti China (RRT), Kanada, Jepang sudah menyatakan minat investasi, " katanya.

Baca juga: Luhut: China terus berinvestasi di kawasan Danau Toba

Kanada misalnya berkomitmen untuk berinvestasi lewat lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) ke Indonesia sekitar Rp28,2 triliun.

"SWF kita kemarin nambah lagi dapat 2 miliar dolar AS dari Kanada," ujar Luhut.

Selain itu, katanya, investor Amerika Serikat (AS) dan Jepang yang juga berkomitmen berinvestasi

Dia menegaskan di tengah pandemi dengan kondisi perekonomian yang tengah melambat, maka Indonesia harus mampu meyakinkan investor untuk menanam modalnya di Indonesia.

Baca juga: BKPM ungkap peluang investasi pariwisata di Danau Toba

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturkan bahwa pandemi COVID-19 telah memberikan dampak ekonomi yang sistemik, masif, dan terstruktur di seluruh dunia.

Perubahan gaya hidup mendorong pemerintah serta dunia usaha untuk melakukan evaluasi serta penyesuaian kebijakan-kebijakan baru, yang tentunya harus dilakukan secara cepat.

BKPM melakukan pendekatan-pendekatan di luar kebiasaan Tidak hanya untuk menangkap peluang investasi baru dari relokasi usaha, katanya, namun juga dalam penyelesaian persoalan investasi yang mangkrak.

"Sudah 74,8 persen dari target investasi 2020 sebesar Rp 817,2 triliun terpenuhi. Sisanya optimis dapat terealisasi hingga akhir tahun ,”ujar Bahlil Lahadalia.