Pengolahan lahan kawasan food estate Kalteng hampir selesai
18 Desember 2020 16:08 WIB
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo (kanan) saat meninjau kawasan food estate Pulang Pisau-Kapuas, Rabu (16/12/2020). (ANTARA/HO-Biro Adpim Kalteng)
Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalimantan Tengah, Sunarti mengatakan pengolahan lahan di kawasan food estate Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas untuk target awal yang ditetapkan Menteri Pertanian RI, hampir selesai.
"Yang ditargetkan Mentan bisa dicapai. Olah lahan sampai kunjungan Menteri Pertanian kemarin sudah 29 ribu hekare lebih," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Dengan demikian hanya tersisa sekitar seribu hektare lahan yang harus diolah untuk mulai ditanami dan dengan kelengkapan peralatan yang cukup banyak, menurutnya semua bisa selesai sesuai target.
Baca juga: Mentan RI tekankan pentingnya industri pengolahan food estate Kalteng
Sementara itu saat ditanyakan mengenai pendistribusian pupuk, Sunarti menjelaskan program ini merupakan program khusus dari Presiden, sehingga perencanaan dengan pelaksanaannya dilakukan secara beriringan.
"Kalau ada keterlambatan dan kendala di lapangan itu pasti, tapi sudah selesai semua dan inshaAllah pupuk sudah tersalurkan pada Desember ini," katanya.
Sebelumnya Mentan RI Syahrul Yasin Limpo kembali mengunjungi kawasan food estate Pulang Pisau-Kapuas pada Rabu (16/12), guna meninjau perkembangan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Syahrul mengaku optimis setelah melihat langsung perkembangan pengolahan lahan, di antaranya di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, meski diakui juga lahan berupa rawa tersebut sangat dinamis dan memiliki tantangan tersendiri, sebab harus diolah lebih intensif.
Baca juga: Mentan pacu produksi hingga hilirisasi beras di food estate Kalteng
"Ini lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatera atau Sulawesi. Di sini lahan rawa, di mana kontur tanahnya ada yang dalam, sedang, datar, cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada," jelasnya usai peninjauan.
Pihaknya menilai perkembangan di lapangan cukup bagus, kalau dilihat dari tantangan alam yang ada. Maka diharapkan akhir Desember 2020 mendatang seluruh pengolahan sudah selesai.
Kemudian awal Januari 2021 diharapkan mulai penanaman. Untuk itu ia meminta untuk digunakan semua kekuatan untuk bisa menanam dengan baik dan tentu saja 100 hari kemudian diharapkan bisa panen.
"Yang ditargetkan Mentan bisa dicapai. Olah lahan sampai kunjungan Menteri Pertanian kemarin sudah 29 ribu hekare lebih," katanya di Palangka Raya, Jumat.
Dengan demikian hanya tersisa sekitar seribu hektare lahan yang harus diolah untuk mulai ditanami dan dengan kelengkapan peralatan yang cukup banyak, menurutnya semua bisa selesai sesuai target.
Baca juga: Mentan RI tekankan pentingnya industri pengolahan food estate Kalteng
Sementara itu saat ditanyakan mengenai pendistribusian pupuk, Sunarti menjelaskan program ini merupakan program khusus dari Presiden, sehingga perencanaan dengan pelaksanaannya dilakukan secara beriringan.
"Kalau ada keterlambatan dan kendala di lapangan itu pasti, tapi sudah selesai semua dan inshaAllah pupuk sudah tersalurkan pada Desember ini," katanya.
Sebelumnya Mentan RI Syahrul Yasin Limpo kembali mengunjungi kawasan food estate Pulang Pisau-Kapuas pada Rabu (16/12), guna meninjau perkembangan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Syahrul mengaku optimis setelah melihat langsung perkembangan pengolahan lahan, di antaranya di Desa Bentuk Jaya, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, meski diakui juga lahan berupa rawa tersebut sangat dinamis dan memiliki tantangan tersendiri, sebab harus diolah lebih intensif.
Baca juga: Mentan pacu produksi hingga hilirisasi beras di food estate Kalteng
"Ini lahan yang sangat dinamis, tidak seperti di Jawa, Sumatera atau Sulawesi. Di sini lahan rawa, di mana kontur tanahnya ada yang dalam, sedang, datar, cukup bagus. Oleh karena itu, dinamika lapangan juga ada," jelasnya usai peninjauan.
Pihaknya menilai perkembangan di lapangan cukup bagus, kalau dilihat dari tantangan alam yang ada. Maka diharapkan akhir Desember 2020 mendatang seluruh pengolahan sudah selesai.
Kemudian awal Januari 2021 diharapkan mulai penanaman. Untuk itu ia meminta untuk digunakan semua kekuatan untuk bisa menanam dengan baik dan tentu saja 100 hari kemudian diharapkan bisa panen.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: