Menristek: 3 institusi potensi serahkan bibit vaksin triwulan I 2021
18 Desember 2020 15:38 WIB
Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro berbicara dalam acara roadshow Laboratorium Mobile BSL-2 varian bus di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (18/12/2020). ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Airlangga (Unair) berpotensi menyerahkan bibit Vaksin Merah Putih kepada PT Bio Farma pada triwulan I 2021.
"Dari yang sudah berproses kami perhatikan ada tiga paling cepat dari Lembaga Eijkman, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. Perkiraan ketiganya punya potensi menyerahkan bibit vaksin ke Bio Farma di triwulan 1 tahun depan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang dalam acara roadshow Laboratorium Mobile BSL-2 varian bus di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jumat.
Baca juga: Menristek: Uji klinis Vaksin Merah Putih dipercepat
Menteri Bambang menyerahkan Surat Keputusan Menristek/BRIN tentang Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) kepada tim peneliti Universitas Gadjah Mada yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.
Menristek Bambang menuturkan pihaknya bersinergi dengan Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan upaya percepatan untuk pelaksanaan uji klinis Vaksin Merah Putih.
Pelaksanaan uji klinis tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Baca juga: Menristek: Vaksin dipastikan aman dan efektif
"Kami upayakan pelaksanaannya bisa lebih cepat, dan harapannya akhir tahun sudah bisa diproduksi dan diberikan kepada penerima vaksin," tuturnya.
Saat ini, ada tujuh lembaga yang mengembangkan Vaksin Merah Putih,
yaitu Eijkman, Universitas Airlangga, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran (Unpad) dengan masing-masing platform yang berbeda.
Baca juga: Triwulan I 2021 target Unair serahkan bibit vaksin ke perusahaan
Baca juga: Menristek: Pengembangan vaksin Merah Putih berjalan sesuai jadwal
Menristek menuturkan kemandirian pengembangan Vaksin Merah Putih penting karena vaksin COVID-19 akan dibutuhkan dalam jangka panjang.
"Kebutuhan vaksin ini tidak hanya untuk tahun 2021, namun juga untuk tahun 2022 dan selanjutnya. Tentunya, ini kebutuhan yang sangat besar, mengingat populasi Indonesia mencapai 270 juta jiwa dan perlu adanya booster vaksin atau revaksinasi. Saat ini, ada satu tambahan institusi yang turut mengembangkan vaksin Merah Putih, yaitu Unpad sehingga total ada tujuh institusi," tuturnya.
Sebelumnya, Surat Keputusan terkait Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin COVID-19 tersebut juga diberikan kepada Universitas Indonesia dan LIPI di Cibinong pada 3 Desember 2020, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga pada 4 Desember 2020 di Surabaya, serta kepada Institut Teknologi Bandung pada 8 Desember 2020.
Baca juga: Pasien COVID-19 dirawat inap di Wisma Atlet bertambah 131 orang
Baca juga: Pasien COVID-19 meninggal di Sultra menjadi 121 orang
"Dari yang sudah berproses kami perhatikan ada tiga paling cepat dari Lembaga Eijkman, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. Perkiraan ketiganya punya potensi menyerahkan bibit vaksin ke Bio Farma di triwulan 1 tahun depan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang dalam acara roadshow Laboratorium Mobile BSL-2 varian bus di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Jumat.
Baca juga: Menristek: Uji klinis Vaksin Merah Putih dipercepat
Menteri Bambang menyerahkan Surat Keputusan Menristek/BRIN tentang Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) kepada tim peneliti Universitas Gadjah Mada yang terlibat dalam pengembangan Vaksin Merah Putih.
Menristek Bambang menuturkan pihaknya bersinergi dengan Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan upaya percepatan untuk pelaksanaan uji klinis Vaksin Merah Putih.
Pelaksanaan uji klinis tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Baca juga: Menristek: Vaksin dipastikan aman dan efektif
"Kami upayakan pelaksanaannya bisa lebih cepat, dan harapannya akhir tahun sudah bisa diproduksi dan diberikan kepada penerima vaksin," tuturnya.
Saat ini, ada tujuh lembaga yang mengembangkan Vaksin Merah Putih,
yaitu Eijkman, Universitas Airlangga, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran (Unpad) dengan masing-masing platform yang berbeda.
Baca juga: Triwulan I 2021 target Unair serahkan bibit vaksin ke perusahaan
Baca juga: Menristek: Pengembangan vaksin Merah Putih berjalan sesuai jadwal
Menristek menuturkan kemandirian pengembangan Vaksin Merah Putih penting karena vaksin COVID-19 akan dibutuhkan dalam jangka panjang.
"Kebutuhan vaksin ini tidak hanya untuk tahun 2021, namun juga untuk tahun 2022 dan selanjutnya. Tentunya, ini kebutuhan yang sangat besar, mengingat populasi Indonesia mencapai 270 juta jiwa dan perlu adanya booster vaksin atau revaksinasi. Saat ini, ada satu tambahan institusi yang turut mengembangkan vaksin Merah Putih, yaitu Unpad sehingga total ada tujuh institusi," tuturnya.
Sebelumnya, Surat Keputusan terkait Pelaksana Harian Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin COVID-19 tersebut juga diberikan kepada Universitas Indonesia dan LIPI di Cibinong pada 3 Desember 2020, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Universitas Airlangga pada 4 Desember 2020 di Surabaya, serta kepada Institut Teknologi Bandung pada 8 Desember 2020.
Baca juga: Pasien COVID-19 dirawat inap di Wisma Atlet bertambah 131 orang
Baca juga: Pasien COVID-19 meninggal di Sultra menjadi 121 orang
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: