Satgas: Tekan naiknya kasus COVID-19 dengan taat protokol kesehatan
18 Desember 2020 09:37 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/12/2020). ANTARA/HO-Satgas Penanganan COVID-19/am.
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengatakan kunci utama untuk menekan peningkatan kasus COVID-19 yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir adalah dengan disiplin melalukan protokol kesehatan.
“Kita tidak boleh terus menerus membiarkan kasus aktif bertambah. Protokol kesehatan adalah kunci untuk menekan laju penularan. Sehingga penambahan kasus positif harian, tidak semakin tinggi, dengan begitu angka kasus aktif dapat ditekan," ujar Prof. Wiku dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat.
Pesan itu dia sampaikan ketika perkembangan kasus aktif dilihat pada 13 Desember 2020 berada di angka 15,08 persen. Jumlah tersebut lebih besar dari angka tertinggi kasus aktif pada November 2020.
“Tentunya ini bukan perkembangan yang diharapkan," tambah Wiku.
Baca juga: Prof Wiku nilai kolaborasi lintas sektor penting untuk atasi pandemi
Baca juga: Ada 53 daerah risiko kenaikan tinggi COVID-19, sebut Gugus Tugas
Jika dibandingkan rata-rata, pada November lalu angka rata-rata kasus aktif nasional, sebesar 12,8 persen dengan angka tertinggi 13,78 persen. Sedangkan, pada Desember, rata-rata kasus aktif sampai 13 Desember sudah mencapai 14,39 persen.
Angka kasus aktif yang terus meningkat pada Desember 2020 diakui Wiku terjadi dikarenakan tingginya peningkatan penambahan harian kasus positif COVID-19 serta angka kesembuhan yang mengalami perlambatan.
Selain itu, perkembangan terkini penanganan COVID-19 per 17 Desember 2020 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.354 kasus dengan jumlah kasus aktif sebanyak 97.139 atau 15,1 persen dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,51 persen.
Jumlah kasus sembuh sebanyak 526.979 atau 81,9 persen dibandingkan rata-rata dunia 70,26 persen. Untuk jumlah pasien meninggal 19.390 kasus atau 3,0 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,2 persen.
“Untuk itu kepada pemerintah daerah diminta memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan agar angka kesembuhan dapat ditingkatkan dan dapat berkontribusi pada penurunan kasus aktif," kata ahli kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia itu.
#satgascovid19
#ingatpesanibupakaimasker
Baca juga: Doni Monardo tegaskan larangan kegiatan yang mengumpulkan massa
Baca juga: Satgas COVID ingatkan lagi masyarakat hindari kerumunan, terapkan 3M
“Kita tidak boleh terus menerus membiarkan kasus aktif bertambah. Protokol kesehatan adalah kunci untuk menekan laju penularan. Sehingga penambahan kasus positif harian, tidak semakin tinggi, dengan begitu angka kasus aktif dapat ditekan," ujar Prof. Wiku dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada Jumat.
Pesan itu dia sampaikan ketika perkembangan kasus aktif dilihat pada 13 Desember 2020 berada di angka 15,08 persen. Jumlah tersebut lebih besar dari angka tertinggi kasus aktif pada November 2020.
“Tentunya ini bukan perkembangan yang diharapkan," tambah Wiku.
Baca juga: Prof Wiku nilai kolaborasi lintas sektor penting untuk atasi pandemi
Baca juga: Ada 53 daerah risiko kenaikan tinggi COVID-19, sebut Gugus Tugas
Jika dibandingkan rata-rata, pada November lalu angka rata-rata kasus aktif nasional, sebesar 12,8 persen dengan angka tertinggi 13,78 persen. Sedangkan, pada Desember, rata-rata kasus aktif sampai 13 Desember sudah mencapai 14,39 persen.
Angka kasus aktif yang terus meningkat pada Desember 2020 diakui Wiku terjadi dikarenakan tingginya peningkatan penambahan harian kasus positif COVID-19 serta angka kesembuhan yang mengalami perlambatan.
Selain itu, perkembangan terkini penanganan COVID-19 per 17 Desember 2020 terjadi penambahan kasus positif sebanyak 7.354 kasus dengan jumlah kasus aktif sebanyak 97.139 atau 15,1 persen dibandingkan rata-rata dunia sebesar 27,51 persen.
Jumlah kasus sembuh sebanyak 526.979 atau 81,9 persen dibandingkan rata-rata dunia 70,26 persen. Untuk jumlah pasien meninggal 19.390 kasus atau 3,0 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,2 persen.
“Untuk itu kepada pemerintah daerah diminta memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan agar angka kesembuhan dapat ditingkatkan dan dapat berkontribusi pada penurunan kasus aktif," kata ahli kebijakan kesehatan dari Universitas Indonesia itu.
#satgascovid19
#ingatpesanibupakaimasker
Baca juga: Doni Monardo tegaskan larangan kegiatan yang mengumpulkan massa
Baca juga: Satgas COVID ingatkan lagi masyarakat hindari kerumunan, terapkan 3M
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: