HKSN penting untuk ungkap peranan kaum muda
17 Desember 2020 10:49 WIB
Pengelola perusahaan rintisan digital atau startup mengoperasikan program pelayanan di sebuah kantor bersama berbasis jaringan internet (Coworking space) Ngalup.Co di Malang, Jawa Timur, Senin (12/10/2020). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Menteri Sosial Muhadjir Effendy mengatakan rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di tengah pandemi COVID-19 dari perspektif milenial penting untuk mengungkap dan membangkitkan kesadaran historis tentang peranan kaum muda dalam perjalanan bangsa.
"Jadi dalam perjalanan bangsa Indonesia ini ketika ada momen yang menentukan tidak terlepas dari kesetiakawanan sosial," kata dia saat webinar dengan tema "Membedah Kesetiakawanan Sosial di Masa Pandemi COVID-19 dalam Perspektif Kaum Milenial" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Bahkan, katanya, pada dasarnya kemerdekaan Bangsa Indonesia diraih atas dasar solidaritas sosial, rasa sepenanggungan, dan senasib yang dirasakan masyarakat.
Dengan adanya kesamaan tersebut, katanya, perbedaan suku, agama, keyakinan, tempat, dan sebagainya dikesampingkan sehingga muncul solidaritas sosial yang melahirkan jiwa nasionalisme.
"Jadi sebenarnya nasionalisme kita ini intinya dari solidaritas sosial atau kesetiakawanan sosial," ujar dia.
Baca juga: Kemensos: Kesetiakawanan jadi modal utama bangkit lawan COVID-19
Dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut, mengatakan seharusnya masyarakat mencoba merekonstruksi seperti apa pola kesadaran solidaritas nasional, termasuk di kalangan milenial.
Menurut Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko MPK) tersebut, 10 tahun ke depan kelompok milenial akan menentukan masa depan Bangsa Indonesia.
Bahkan, kata dia, saat ini sudah banyak kelompok milenial yang berada di garis depan, baik di dunia politik, usaha, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kelompok milenial tersebut penting diberikan rajutan berupa solidaritas sosial yang sebetulnya hakikatnya adalah nasionalisme.
"Solidaritas sosial dan nasionalisme ini sulit untuk dipisahkan," katanya.
Baca juga: Wapres serahkan Satyalencana Kebaktian Sosial kepada 17 pegiat sosial
Baca juga: Sulawesi Utara tuan rumah HKSN 2020
Baca juga: Wapres sebut HKSN harus jadi instrumen menuju kesejahteraan
"Jadi dalam perjalanan bangsa Indonesia ini ketika ada momen yang menentukan tidak terlepas dari kesetiakawanan sosial," kata dia saat webinar dengan tema "Membedah Kesetiakawanan Sosial di Masa Pandemi COVID-19 dalam Perspektif Kaum Milenial" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Bahkan, katanya, pada dasarnya kemerdekaan Bangsa Indonesia diraih atas dasar solidaritas sosial, rasa sepenanggungan, dan senasib yang dirasakan masyarakat.
Dengan adanya kesamaan tersebut, katanya, perbedaan suku, agama, keyakinan, tempat, dan sebagainya dikesampingkan sehingga muncul solidaritas sosial yang melahirkan jiwa nasionalisme.
"Jadi sebenarnya nasionalisme kita ini intinya dari solidaritas sosial atau kesetiakawanan sosial," ujar dia.
Baca juga: Kemensos: Kesetiakawanan jadi modal utama bangkit lawan COVID-19
Dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) tersebut, mengatakan seharusnya masyarakat mencoba merekonstruksi seperti apa pola kesadaran solidaritas nasional, termasuk di kalangan milenial.
Menurut Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko MPK) tersebut, 10 tahun ke depan kelompok milenial akan menentukan masa depan Bangsa Indonesia.
Bahkan, kata dia, saat ini sudah banyak kelompok milenial yang berada di garis depan, baik di dunia politik, usaha, dan sebagainya.
Oleh karena itu, kelompok milenial tersebut penting diberikan rajutan berupa solidaritas sosial yang sebetulnya hakikatnya adalah nasionalisme.
"Solidaritas sosial dan nasionalisme ini sulit untuk dipisahkan," katanya.
Baca juga: Wapres serahkan Satyalencana Kebaktian Sosial kepada 17 pegiat sosial
Baca juga: Sulawesi Utara tuan rumah HKSN 2020
Baca juga: Wapres sebut HKSN harus jadi instrumen menuju kesejahteraan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: