Dubes Lutfi ingatkan pentingnya komitmen ekonomi atasi dampak pandemi
16 Desember 2020 22:30 WIB
Duta Besar (Dubes) RI untuk AS, Muhammad Lutfi pada acara pertemuan dengan sejumlah kalangan di AS, antara lain pengusaha, konsultan bisnis hingga akademisi, yang digelar oleh lembaga pemikir ternama di Washington, DC, The Asia Foundation. (Antara / Dokumentasi KBRI Washington)
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Muhammad Lutfi mengingatkan pentingnya komitmen bersama dalam bidang ekonomi bagi negara-negara di dunia, termasuk di kawasan, untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19.
Dubes Lutfi pada acara pertemuan dengan sejumlah kalangan di AS, antara lain pengusaha, konsultan bisnis hingga akademisi, yang digelar oleh lembaga pemikir ternama di Washington, DC, yakni The Asia Foundation, Rabu, mengatakan komitmen itu penting karena krisis ini berbeda dengan krisis sebelumnya.
Ia menjelaskan krisis ekonomi saat ini juga harus ditanggapi melalui penguatan ketahanan dan kerja sama di sektor kesehatan, ekonomi digital dan industri rantai pasok.
"Pemulihan ekonomi ASEAN akan terbantu dengan adanya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), The ASEAN Comprehensive Recovery Framework, dan akses terhadap vaksin COVID-19," ujar Dubes Lutfi dalam keterangan tertulis dari KBRI Washington yang diterima Rabu.
Baca juga: Mulai bertugas di Washington, Dubes Lutfi akan perkuat hubungan RI-AS
Ia mengharapkan solidaritas negara-negara produsen vaksin, termasuk AS, dalam memberikan akses vaksin sangat diperlukan agar penanganan COVID-19 di tingkat global tidak parsial.
"Tidak mungkin penanganan pandemi COVID-19 hanya dilakukan di negara-negara tertentu saja," kata Dubes Lutfi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM ini.
Selain itu, ia optimistis bahwa di masa pandemi atau setelahnya, pemanfaatan ekonomi digital akan terus mendapatkan momentum yang semakin besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kawasan dan dunia.
"Pertumbuhan sektor ekonomi digital di Indonesia telah mencapai di atas 40 persen per tahun," ujarnya.
Baca juga: Dubes Lutfi berupaya dongkrak investasi AS ke Indonesia
Untuk itu, ia mengharapkan AS dapat semakin menggarap digitalisasi sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi dengan adanya perbaikan kemudahan berusaha dan berinvestasi yang ditawarkan melalui UU Cipta Kerja.
"Investasi di Indonesia pada sektor digital, akan menjadi pintu masuk untuk membuka akses yang lebih besar lagi ke pasar ekonomi digital ASEAN yang saat ini bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS," kata Dubes Lutfi.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah pihak yang hadir menyambut positif berbagai perbaikan regulasi di Indonesia, khususnya terkait penerbitan UU Cipta Kerja dan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Selain dengan kalangan pejabat Pemerintah dan Kongres AS, diplomasi pro-aktif Dubes Lutfi dalam mempromosikan potensi investasi Indonesia di AS maupun kerjasama bilateral RI-AS di berbagai bidang, juga menyasar kalangan pengusaha, lembaga pemikir hingga akademisi AS.
Baca juga: Dubes Lutfi ajak mitra di AS eratkan hubungan bilateral kedua negara
Baca juga: Dubes Lutfi ajak generasi muda perkuat dialog, kolaborasi untuk dunia
Baca juga: RI-AS kerja sama pendanaan infrastruktur-perdagangan 750 juta dolar
Dubes Lutfi pada acara pertemuan dengan sejumlah kalangan di AS, antara lain pengusaha, konsultan bisnis hingga akademisi, yang digelar oleh lembaga pemikir ternama di Washington, DC, yakni The Asia Foundation, Rabu, mengatakan komitmen itu penting karena krisis ini berbeda dengan krisis sebelumnya.
Ia menjelaskan krisis ekonomi saat ini juga harus ditanggapi melalui penguatan ketahanan dan kerja sama di sektor kesehatan, ekonomi digital dan industri rantai pasok.
"Pemulihan ekonomi ASEAN akan terbantu dengan adanya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), The ASEAN Comprehensive Recovery Framework, dan akses terhadap vaksin COVID-19," ujar Dubes Lutfi dalam keterangan tertulis dari KBRI Washington yang diterima Rabu.
Baca juga: Mulai bertugas di Washington, Dubes Lutfi akan perkuat hubungan RI-AS
Ia mengharapkan solidaritas negara-negara produsen vaksin, termasuk AS, dalam memberikan akses vaksin sangat diperlukan agar penanganan COVID-19 di tingkat global tidak parsial.
"Tidak mungkin penanganan pandemi COVID-19 hanya dilakukan di negara-negara tertentu saja," kata Dubes Lutfi yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM ini.
Selain itu, ia optimistis bahwa di masa pandemi atau setelahnya, pemanfaatan ekonomi digital akan terus mendapatkan momentum yang semakin besar dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kawasan dan dunia.
"Pertumbuhan sektor ekonomi digital di Indonesia telah mencapai di atas 40 persen per tahun," ujarnya.
Baca juga: Dubes Lutfi berupaya dongkrak investasi AS ke Indonesia
Untuk itu, ia mengharapkan AS dapat semakin menggarap digitalisasi sektor kesehatan dan pendidikan di Indonesia. Terlebih lagi dengan adanya perbaikan kemudahan berusaha dan berinvestasi yang ditawarkan melalui UU Cipta Kerja.
"Investasi di Indonesia pada sektor digital, akan menjadi pintu masuk untuk membuka akses yang lebih besar lagi ke pasar ekonomi digital ASEAN yang saat ini bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS," kata Dubes Lutfi.
Dalam sesi tanya jawab, sejumlah pihak yang hadir menyambut positif berbagai perbaikan regulasi di Indonesia, khususnya terkait penerbitan UU Cipta Kerja dan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Selain dengan kalangan pejabat Pemerintah dan Kongres AS, diplomasi pro-aktif Dubes Lutfi dalam mempromosikan potensi investasi Indonesia di AS maupun kerjasama bilateral RI-AS di berbagai bidang, juga menyasar kalangan pengusaha, lembaga pemikir hingga akademisi AS.
Baca juga: Dubes Lutfi ajak mitra di AS eratkan hubungan bilateral kedua negara
Baca juga: Dubes Lutfi ajak generasi muda perkuat dialog, kolaborasi untuk dunia
Baca juga: RI-AS kerja sama pendanaan infrastruktur-perdagangan 750 juta dolar
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2020
Tags: