Survei: Warga Inggris tolak pelonggaran aturan COVID selama Natal
16 Desember 2020 18:55 WIB
Warga bernyanyi saat menghadiri layanan carol drive-in yang diselenggarakan oleh Watling Valley Churches, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Milton Keynes, Inggris, Minggu (13/12/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Boyers/aww/cfo
London (ANTARA) - Lebih banyak warga di Inggris yang menentang rencana pemerintah untuk melonggarkan pembatasan COVID-19 selama lima hari selama Natal ketimbang mendukung kebijakan tersebut, menurut survei yang dipublikasi pada Rabu.
Sebanyak 50 persen responden pada survei yang diadakan oleh Kantar mengatakan mereka menolak atau sangat keberatan dengan rencana pelonggaran tersebut, dibanding 40 persen lainnya yang setuju.
Dua jurnal medis berpengaruh pada Kamis kompak menyuarakan pendapatnya bahwa pemerintah seharusnya membatalkan keputusan tersebut untuk mengizinkan hingga tiga keluarga berkumpul di rumah selama lima hari perayaan Natal.
Baca juga: Murid di Prancis boleh tak sekolah untuk isolasi menjelang Natal
Baca juga: Menteri: Jerman akan lebih perketat pembatasan sosial sebelum Natal
Baca juga: Merkel: Kami akan tutup toko usai Natal hingga 10 Januari
Inggris mencatat lebih dari 64.000 korban jiwa akibat COVID-19, yang merupakan angka kematian tertinggi kedua di Eropa.
Survei Kantar juga menunjukkan bahwa 65 persen responden dipastikan atau kemungkinan akan menerima vaksinasi COVID-19, naik dua poin dari survei sebelumnya pada November.
Sementara, 23 persen lainnya akan dipastikan atau kemungkinan menolak vaksinasi, naik satu poin dibanding survei terdahulu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Inggris: vaksin adalah secercah cahaya dalam kegelapan COVID-19
Baca juga: Relawan 90 tahun di London orang pertama yang disuntik vaksin COVID
Sebanyak 50 persen responden pada survei yang diadakan oleh Kantar mengatakan mereka menolak atau sangat keberatan dengan rencana pelonggaran tersebut, dibanding 40 persen lainnya yang setuju.
Dua jurnal medis berpengaruh pada Kamis kompak menyuarakan pendapatnya bahwa pemerintah seharusnya membatalkan keputusan tersebut untuk mengizinkan hingga tiga keluarga berkumpul di rumah selama lima hari perayaan Natal.
Baca juga: Murid di Prancis boleh tak sekolah untuk isolasi menjelang Natal
Baca juga: Menteri: Jerman akan lebih perketat pembatasan sosial sebelum Natal
Baca juga: Merkel: Kami akan tutup toko usai Natal hingga 10 Januari
Inggris mencatat lebih dari 64.000 korban jiwa akibat COVID-19, yang merupakan angka kematian tertinggi kedua di Eropa.
Survei Kantar juga menunjukkan bahwa 65 persen responden dipastikan atau kemungkinan akan menerima vaksinasi COVID-19, naik dua poin dari survei sebelumnya pada November.
Sementara, 23 persen lainnya akan dipastikan atau kemungkinan menolak vaksinasi, naik satu poin dibanding survei terdahulu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Menlu Inggris: vaksin adalah secercah cahaya dalam kegelapan COVID-19
Baca juga: Relawan 90 tahun di London orang pertama yang disuntik vaksin COVID
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020
Tags: