Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebutkan konsumen perikanan baik di dalam negeri maupun mancanegara semakin sadar terhadap keamanan pangan, sehingga terus didorong ekspor sesuai jaminan mutu kesehatan.

"Ekspor yang prima dicirikan memiliki daya saing tinggi di pasar global, aman dan berkualitas, bernilai tinggi, serta mampu ditelusuri asal bahan baku yang digunakan dari praktik-praktik yang bertanggung jawab dan legal," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Artati Widiarti di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan agar tak cepat puas dengan capaian ekspor

Menurut dia, konsumen produk kelautan dan perikanan juga semakin meningkat kesadarannya akan keamanan pangan, sehingga diperlukan sistem jaminan mutu pangan yang kredibel untuk dapat mengelola produk dari hulu ke hilir secara efektif dan efisien.

Artati memaparkan terkait faktor menyangkut mutu pangan terdapat dua peraturan perundang-undangan yang menjadi rujukan utama, yaitu UU Perikanan dan UU Pangan.

Keduanya juga telah mempunyai turunan regulasi terkait jaminan mutu dan nilai tambah serta keamanan pangan produk kelautan dan perikanan.

Sampai saat ini, masih menurut dia, Ditjen PDSPKP telah melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha baik skala mikro, kecil, menengah dan besar untuk dapat melakukan pengolahan produk perikanan dengan menerapkan good manufacturing practise (GMP)/standard sanitation operating procedure (SSOP).

GMP dan SSOP adalah metode operasi terstruktur yang dikenal secara internasional yang bisa membantu industri makanan dan minuman termasuk hasil perikanan, untuk mengindentifikasi resiko keamanan pangan, mencegah bahaya dalam keamanan pangan, serta kesesuaian hukum.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan ad interim Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor perikanan sebesar 1.739 ton dan menyerahkan sertifikat kesehatan kepada eksportir di Pelabuhan New Priok Container Terminal, Jakarta Utara, Kamis (10/12/2020).

"Kita patut berbangga di situasi COVID-19 ini ekspor perikanan tumbuh 8,74 persen dari segi volume dan tumbuh 8,09 persen dari sisi nilai," kata Syahrul.

Syahrul memaparkan berdasarkan data Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta II selama periode Januari-10 Desember 2020 volume ekspor perikanan mencapai 388.655 ton, tumbuh 8,74 persen dibanding periode yang sama 2019 yang mencapai 357.402 ton.

Tak hanya itu, ujar dia, dari sisi nilai ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 8,09 persen dengan total Rp20,57 triliun. Dalam pelepasan ekspor tersebut Menteri Syahrul juga memberikan sertifikat kesehatan (health certificate) kepada para eksportir.

Adapun KKP, kata Menteri Syahrul, akan terus menghadirkan pelayanan prima kepada para pelaku usaha serta menawarkan kemudahan serta efisiensi meski di tengah pandemi

Sementara Kepala BKIPM Rina memastikan bahwa di tengah pandemi, petugas BKIPM menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah kontaminasi virus.

Baca juga: Menteri Kelautan Ad Interim lepas ekspor perikanan 1.739 ton
Baca juga: BPS: nilai ekspor November tertinggi sepanjang tahun