Pemerintah Indonesia dorong pengiriman lebih banyak perawat ke UAE
16 Desember 2020 12:06 WIB
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Binawan Inti Utama dan National Ambulance UAE di kantor pusat Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta pada Selasa (15/12/2020). ANTARA/HO-KBRI Abu Dhabi.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui KBRI di Abu Dhabi mendorong pengiriman lebih banyak tenaga perawat Indonesia ke Uni Emirat Arab (UAE), yang merupakan salah satu peluang kerja sama potensial antara kedua negara di bidang ketenagakerjaan.
KBRI Abu Dhabi selama ini tidak hanya mendorong dan memfasilitasi kerja sama bilateral Indonesia-UAE di bidang perdagangan dan ekonomi, melainkan juga bidang ketenagakerjaan, demikian disampaikan KBRI Abu Dhabi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, KBRI Abu Dhabi bersama-sama dengan National Ambulance UAE, serta lembaga pemerintah dan swasta terkait di Indonesia berusaha memfasilitasi dan mendorong lebih banyak pengiriman tenaga perawat profesional ke Uni Emirat Arab.
Sebagai bentuk konkret dari upaya tersebut, telah dilangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Binawan Inti Utama dan National Ambulance UAE di kantor pusat Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta pada Selasa (15/12), yang masing-masing diwakili Presiden Direktur PT. Binawan Said Saleh Alwaini dan CEO National Ambulance Ahmed Saleh Mohamed Ahmed Alhajeri.
Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa selama ini permintaan perawat Indonesia ke UAE cukup tinggi, namun belum dapat dipenuhi oleh Indonesia karena beberapa alasan, salah satunya standar kompetensi dan kualifikasi perawat.
"Saat ini hanya terdapat total 65 orang perawat yang bekerja di UAE. Dengan adanya MoU kerja sama ini, saya menargetkan jumlah perawat Indonesia di UEA meningkat menjadi 1.000 orang dalam dua tahun mendatang," ujar Husin.
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Ramdhani menyampaikan bahwa penandatanganan MoU itu memiliki makna strategis dalam konteks penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia ke UAE, khususnya di sektor tenaga kerja perawat.
Dia berharap momentum kedekatan pemimpin kedua negara juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan.
Kerja sama PT Binawan Inti Utama dengan perusahaan jasa layanan gawat darurat di bawah Kementerian Dalam Negeri UAE tersebut meliputi perekrutan dan pelatihan peningkatan kapasitas perawat sesuai dengan standar internasional yang berlaku di Uni Emirat Arab.
Untuk mendukung kesuksesan program pendidikan, pelatihan, dan penempatan tenaga kesehatan Indonesia ke UAE, PT Binawan Inti Utama juga melakukan kerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan berbagai lembaga profesi tenaga kesehatan lainnya.
Acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang ketenagakerjaan tersebut merupakan salah satu agenda rangkaian kegiatan Indonesia-UAE Week (Pekan Indonesia-Uni Emirat Arab), yang berlangsung pada 15-21 Desember 2020 di Indonesia.
Baca juga: Indonesia terus dorong kerja sama ekonomi dengan UAE meski pandemi
Baca juga: Jepang terima 324 calon tenaga keperawatan Indonesia
Baca juga: Jepang butuh tenaga perawat Indonesia
KBRI Abu Dhabi selama ini tidak hanya mendorong dan memfasilitasi kerja sama bilateral Indonesia-UAE di bidang perdagangan dan ekonomi, melainkan juga bidang ketenagakerjaan, demikian disampaikan KBRI Abu Dhabi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, KBRI Abu Dhabi bersama-sama dengan National Ambulance UAE, serta lembaga pemerintah dan swasta terkait di Indonesia berusaha memfasilitasi dan mendorong lebih banyak pengiriman tenaga perawat profesional ke Uni Emirat Arab.
Sebagai bentuk konkret dari upaya tersebut, telah dilangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Binawan Inti Utama dan National Ambulance UAE di kantor pusat Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Jakarta pada Selasa (15/12), yang masing-masing diwakili Presiden Direktur PT. Binawan Said Saleh Alwaini dan CEO National Ambulance Ahmed Saleh Mohamed Ahmed Alhajeri.
Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa selama ini permintaan perawat Indonesia ke UAE cukup tinggi, namun belum dapat dipenuhi oleh Indonesia karena beberapa alasan, salah satunya standar kompetensi dan kualifikasi perawat.
"Saat ini hanya terdapat total 65 orang perawat yang bekerja di UAE. Dengan adanya MoU kerja sama ini, saya menargetkan jumlah perawat Indonesia di UEA meningkat menjadi 1.000 orang dalam dua tahun mendatang," ujar Husin.
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Ramdhani menyampaikan bahwa penandatanganan MoU itu memiliki makna strategis dalam konteks penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia ke UAE, khususnya di sektor tenaga kerja perawat.
Dia berharap momentum kedekatan pemimpin kedua negara juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja sama di bidang ketenagakerjaan.
Kerja sama PT Binawan Inti Utama dengan perusahaan jasa layanan gawat darurat di bawah Kementerian Dalam Negeri UAE tersebut meliputi perekrutan dan pelatihan peningkatan kapasitas perawat sesuai dengan standar internasional yang berlaku di Uni Emirat Arab.
Untuk mendukung kesuksesan program pendidikan, pelatihan, dan penempatan tenaga kesehatan Indonesia ke UAE, PT Binawan Inti Utama juga melakukan kerja sama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan berbagai lembaga profesi tenaga kesehatan lainnya.
Acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama di bidang ketenagakerjaan tersebut merupakan salah satu agenda rangkaian kegiatan Indonesia-UAE Week (Pekan Indonesia-Uni Emirat Arab), yang berlangsung pada 15-21 Desember 2020 di Indonesia.
Baca juga: Indonesia terus dorong kerja sama ekonomi dengan UAE meski pandemi
Baca juga: Jepang terima 324 calon tenaga keperawatan Indonesia
Baca juga: Jepang butuh tenaga perawat Indonesia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: