Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Maverick Indonesia tentang pola konsumsi berita generasi muda menunjukkan bahwa portal berita online dan media sosial merupakan sumber informasi utama bagi generasi muda.

Data ini menjadi bukti penting adanya perubahan information ecosystem generasi muda yang perlu ditanggapi oleh para praktisi komunikasi.

"Generasi muda akan menjadi konsumen utama di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi kami, para praktisi komunikasi, untuk memahami bagaimana pandangan dan perilaku mereka dalam mengonsumsi pemberitaan di era digital ini, agar kami dapat menyusun strategi komunikasi yang relevan dan tepat sasaran,” ujar Direktur Monitoring and Analytics Maverick Indonesia Felicia Nugroho, dalam keterangan tertulis, Rabu.

Sekitar 81 persen dari 453 responden berusia 18 sampai 32 tahun di Jabodetabek dan Bandung menggunakan kedua platform tersebut untuk mengakses berita dalam aktivitas mereka sehari-hari.

Di antara berbagai saluran digital, media sosial Instagram menjadi sumber informasi utama bagi 89 persen responden, diikuti oleh YouTube sebesar 77 persen.

Baca juga: Media sosial, sarana mengajak generasi muda selamatkan dunia

Baca juga: Hindari hoax, cek sumber berita di situs ini


Hal ini selaras dengan laporan The 2020 Reuters Digital News Report yang mengindikasikan bahwa aspek visual dan real time menjadi faktor penting bagi popularitas kedua platform tersebut.

Selain itu, sebanyak 43 persen responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan berita melalui aplikasi pesan singkat. LINE menjadi aplikasi yang paling populer dengan 54 persen responden penggunanya mengonsumsi berita melalui news aggregator seperti LINE Today. Pengguna LINE sendiri saat ini didominasi oleh generasi muda yang berusia di bawah 23 tahun.

Terkait perubahan perilaku konsumsi berita yang terjadi akibat digitalisasi, hasil survei terhadap generasi muda menunjukkan bahwa kredibilitas dan kecepatan media dalam meliput isu-isu terkini menjadi poin pertimbangan utama mereka dalam memilih portal berita.

Kecenderungan tersebut terlihat jelas pada responden dengan kelompok usia 27-32 tahun. Selain itu, responden juga lebih memilih untuk membaca artikel yang tidak terlalu panjang tetapi tetap bisa menggambarkan situasinya secara jelas. Hal ini mengindikasikan adanya tren perubahan format berita.

Temuan-temuan tersebut disimpulkan menjadi salah satu cermin bahwa generasi muda merupakan pihak yang masih aktif dalam mencari dan mengonsumsi berita. Namun, adanya perubahan pola konsumsi berita yang kini memasuki ranah digital dinilai akan semakin memengaruhi perkembangan industri media ke depannya.

"Media konvensional masih menjadi sumber berita yang paling kredibel, sehingga eksistensi dan kontribusi mereka di dunia komunikasi akan terus signifikan," ujar Manager Analytics Maverick Indonesia Karen Kusnadi.

"Apa yang menjadi pekerjaan rumah kita sebagai praktisi komunikasi adalah membawa berita yang kredibel tersebut ke dalam information ecosystem generasi muda, yaitu media sosial, agar peluang generasi muda untuk membaca berita tersebut semakin tinggi," dia melanjutkan.

Oleh karena itu, pendekatan multi kanal melalui paid, earned, shared, dan owned media, menurut Karen, menjadi penting untuk menjangkau para generasi muda.

Pendekatan strategi komunikasi terintegrasi yang dikenal dengan paid, earned, shared dan owned (PESO) media berfokus kepada penggunaan berbagai kanal media, baik online maupun offline untuk mencapai tujuan komunikasi.

Pendekatan komunikasi yang semakin populer di era digital ini mengombinasikan teknik-teknik periklanan, humas, maupun komunikasi digital untuk menjangkau audiens.

Baca juga: Facebook coba fitur penjelas sumber informasi

Baca juga: Tips mencari sumber info bebas hoax

Baca juga: Media online sumber utama informasi jurnalis