Dukung diversifikasi pangan, Bulog luncurkan beras berbahan singkong
15 Desember 2020 21:53 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam peluncuran produk baru berupa beras singkong dengan merek Besita atau singkatan dari Beras Singkong Petani di Jenderal Coffee Nusantara, Bandung, Selasa (15/12/2020). (Perum Bulog)
Jakarta (ANTARA) - Perum Bulog meluncurkan produk barunya berupa beras singkong dengan merek Besita atau singkatan dari Beras Singkong Petani untuk memfasilitasi pemasaran produk dan hasil olahan singkong petani serta dalam upaya mendukung diversifikasi pangan nasional.
Acara peluncuran tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Gurbenur Jawa Barat Ridwan Kamil, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Sulistia Wirawan, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Arifin Lambaga di Jenderal Coffee Nusantara, Bandung, Selasa.
Dalam sambutannya, Budi Waseso atau akrab disapa Buwas mengatakan potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan dalam mendukung pemerintah, yakni Kementerian Pertanian menyukseskan program diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan dilakukan karena Indonesia masih sangat ketergantungan terhadap beras sebagai sumber karbohidrat utama yang dapat memicu masalah ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Selain nasi, Mentan ajak masyarakat konsumsi 6 sumber karbohidrat
"Produksi lahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah di tanah Nusantara, sehingga membutuhkan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan di luar beras. Maka kami melalui kerja sama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong," kata Buwas dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Mantan Kepala BNN itu mengatakan Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar, yakni sekitar 85 persen dari luas singkong dunia tersebar di wilayah Sumatra, Maluku, Sulawesi, Papua termasuk Jawa dengan tingkat produktivitas yang sangat tinggi.
Untuk itu, Bulog sebagai BUMN Pangan bertindak sebagai promotor dan fasilitator produk hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Pemanfaatan sagu di RI masih minim
"Kami yakin singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan ke depannya. Banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunannya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat Indonesia," kata Buwas.
Dalam mendukung industri singkong di Indonesia, Perum Bulog juga menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk mengembangkan pangan beras singkong dengan bahan baku 80 persen tepung singkong, serta 20 persen tepung tapioka. Campuran kedua tepung itu kemudian dicetak dengan teknologi ekstrusi.
Ada pun produk Besita memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras (padi) sehingga asupan energi dapat tercukupi. Selain itu, Besita memiliki bentuk dan rasa menyerupai beras padi sehingga diharapkan dapat memenuhi selera konsumen.
Dalam rangka komitmen penguatan pangan singkong, pada acara peluncuran produk ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Bulog dengan BPPT dan MSI mengenai komitmen pengembangan dan penerapan teknologi untuk pengelolaan pangan lokal.
Selain itu juga dilakukan peresmian Jenderal Coffee Nusantara Buwas milik Direktur Utama Perum Bulog yang berlokasi di Jalan Riau Kota Bandung.
Acara peluncuran tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, Gurbenur Jawa Barat Ridwan Kamil, Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Soni Sulistia Wirawan, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Arifin Lambaga di Jenderal Coffee Nusantara, Bandung, Selasa.
Dalam sambutannya, Budi Waseso atau akrab disapa Buwas mengatakan potensi Indonesia yang kaya akan produksi singkong harus dimanfaatkan dalam mendukung pemerintah, yakni Kementerian Pertanian menyukseskan program diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan dilakukan karena Indonesia masih sangat ketergantungan terhadap beras sebagai sumber karbohidrat utama yang dapat memicu masalah ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Selain nasi, Mentan ajak masyarakat konsumsi 6 sumber karbohidrat
"Produksi lahan singkong Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan sangat melimpah di tanah Nusantara, sehingga membutuhkan suatu gagasan untuk menciptakan alternatif pangan di luar beras. Maka kami melalui kerja sama dengan berbagai pihak telah memulai pengembangan singkong," kata Buwas dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Mantan Kepala BNN itu mengatakan Indonesia memiliki potensi singkong yang sangat besar, yakni sekitar 85 persen dari luas singkong dunia tersebar di wilayah Sumatra, Maluku, Sulawesi, Papua termasuk Jawa dengan tingkat produktivitas yang sangat tinggi.
Untuk itu, Bulog sebagai BUMN Pangan bertindak sebagai promotor dan fasilitator produk hasil olahan singkong untuk mendukung program diversifikasi pangan agar terwujudnya ketahanan pangan.
Baca juga: Kemenko Perekonomian: Pemanfaatan sagu di RI masih minim
"Kami yakin singkong dapat menjadi alternatif pangan yang menjanjikan dan dapat menjadi kunci ketahanan pangan ke depannya. Banyak keunggulan dari pangan singkong dan produk turunannya yang dapat menjadi faktor penguat agar pangan singkong dapat diminati oleh masyarakat Indonesia," kata Buwas.
Dalam mendukung industri singkong di Indonesia, Perum Bulog juga menggandeng BPPT dan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) untuk mengembangkan pangan beras singkong dengan bahan baku 80 persen tepung singkong, serta 20 persen tepung tapioka. Campuran kedua tepung itu kemudian dicetak dengan teknologi ekstrusi.
Ada pun produk Besita memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras (padi) sehingga asupan energi dapat tercukupi. Selain itu, Besita memiliki bentuk dan rasa menyerupai beras padi sehingga diharapkan dapat memenuhi selera konsumen.
Dalam rangka komitmen penguatan pangan singkong, pada acara peluncuran produk ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara Bulog dengan BPPT dan MSI mengenai komitmen pengembangan dan penerapan teknologi untuk pengelolaan pangan lokal.
Selain itu juga dilakukan peresmian Jenderal Coffee Nusantara Buwas milik Direktur Utama Perum Bulog yang berlokasi di Jalan Riau Kota Bandung.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: