Positif COVID-19 di area Freeport tersisa 65 kasus
15 Desember 2020 21:39 WIB
Dokumentasi - Karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktor memblokade ruas jalan tambang di Ridge Camp, Mile 72, Tembagapura sejak Senin (24/8/2020). ANTARA/Evarianus Supar/aa.
Timika (ANTARA) - Jumlah kasus positif COVID-19 di lingkungan karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya saat ini tersisa 65 kasus, baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah dataran rendah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Vice President PTFI Bidang Hubungan Pemerintah Jonny Lingga di Timika, Selasa, mengatakan, dalam dua pekan terakhir jumlah kasus aktif COVID-19 di area PTFI cenderung menurun, yakni jumlah pasien sembuh jauh lebih banyak dibanding kasus baru terkonfirmasi positif.
"Sekarang ini tersisa 65 kasus positif di area kerja PTFI baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah dataran rendah," kata Jonny.
Baca juga: Aparat kejar pelaku penembakan di area Freeport
Menurut dia, perusahaan tetap mewajibkan seluruh karyawan dan keluarga besar PTFI untuk mematuhi dan melaksanakan secara ketat protokol kesehatan guna menghindari penularan COVID-19.
"Semua penumpang yang baru turun dari pesawat Airfast di Bandara Timika langsung menuju ke Base Camp untuk melakukan rapid test antigen. Jika reaktif maka langsung karantina dan dijadwalkan untuk pemeriksaan swab. Dari 65 kasus aktif, terbanyak yaitu yang tidak menunjukan tanda dan gejala. Hal yang sama terjadi di Kota Timika sehingga kebanyakan dari pasien yang positif itu melakukan isolasi mandiri," jelas Jonny.
Baca juga: Personel pengamanan area Freeport diperkuat antisipasi KKSB Ilaga
Selain menegakkan protokol kesehatan, tim kesehatan PTFI juga terus melakukan penelusuran kontak orang-orang yang pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif, sekaligus melakukan pemeriksaan baik rapid test maupun swab test.
Hingga saat ini PTFI telah melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) sebanyak 90.000 kali kepada karyawannya, sementara pemeriksaan swab sudah dilakukan sebanyak 27.000 kali.
"Kami juga terus menambah ketersediaan tenaga dokter, fasilitas isolasi dan bahan-bahan habis pakai lainnya, semuanya kami cukupi sehingga jika terjadi sesuatu kita tidak panik. Kami juga selalu berkoordinasi dengan pihak RSUD Mimika, kami saling membantu terutama kalau mereka kekurangan persediaan tabung oksigen karena keterlambatan pengiriman dari Surabaya maka kami bisa saling melengkapi," ujar Jonny.
Baca juga: Pendulang emas tradisional di area Freeport akan dievakuasi
Vice President PTFI Bidang Hubungan Pemerintah Jonny Lingga di Timika, Selasa, mengatakan, dalam dua pekan terakhir jumlah kasus aktif COVID-19 di area PTFI cenderung menurun, yakni jumlah pasien sembuh jauh lebih banyak dibanding kasus baru terkonfirmasi positif.
"Sekarang ini tersisa 65 kasus positif di area kerja PTFI baik di wilayah dataran tinggi maupun di wilayah dataran rendah," kata Jonny.
Baca juga: Aparat kejar pelaku penembakan di area Freeport
Menurut dia, perusahaan tetap mewajibkan seluruh karyawan dan keluarga besar PTFI untuk mematuhi dan melaksanakan secara ketat protokol kesehatan guna menghindari penularan COVID-19.
"Semua penumpang yang baru turun dari pesawat Airfast di Bandara Timika langsung menuju ke Base Camp untuk melakukan rapid test antigen. Jika reaktif maka langsung karantina dan dijadwalkan untuk pemeriksaan swab. Dari 65 kasus aktif, terbanyak yaitu yang tidak menunjukan tanda dan gejala. Hal yang sama terjadi di Kota Timika sehingga kebanyakan dari pasien yang positif itu melakukan isolasi mandiri," jelas Jonny.
Baca juga: Personel pengamanan area Freeport diperkuat antisipasi KKSB Ilaga
Selain menegakkan protokol kesehatan, tim kesehatan PTFI juga terus melakukan penelusuran kontak orang-orang yang pernah memiliki riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi positif, sekaligus melakukan pemeriksaan baik rapid test maupun swab test.
Hingga saat ini PTFI telah melakukan pemeriksaan cepat (rapid test) sebanyak 90.000 kali kepada karyawannya, sementara pemeriksaan swab sudah dilakukan sebanyak 27.000 kali.
"Kami juga terus menambah ketersediaan tenaga dokter, fasilitas isolasi dan bahan-bahan habis pakai lainnya, semuanya kami cukupi sehingga jika terjadi sesuatu kita tidak panik. Kami juga selalu berkoordinasi dengan pihak RSUD Mimika, kami saling membantu terutama kalau mereka kekurangan persediaan tabung oksigen karena keterlambatan pengiriman dari Surabaya maka kami bisa saling melengkapi," ujar Jonny.
Baca juga: Pendulang emas tradisional di area Freeport akan dievakuasi
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: