Lebih 200 penderita COVID-19 di Kotim jalani isolasi mandiri
15 Desember 2020 21:17 WIB
Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur, Multazam saat memantau penerapan protokol kesehatan dalam rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan suara pilkada setempat di Sampit, Selasa (15/12/2020). ANTARA/Norjani
Sampit (ANTARA) - Jumlah penderita COVID-19 di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang menjalani isolasi mandiri ternyata sangat banyak yaitu lebih dari 200 orang karena ruang isolasi perawatan pasien COVID-19 yang tersedia terisi penuh.
"Jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah kita tinggi. Ada 200 lebih yang menjalani isolasi mandiri. Semua itu terdata dan harus sesuai ketentuan. Untuk rumah yang berada di permukiman padat, itu tidak diizinkan," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur (Kotim) Multazam di Sampit, Selasa.
Baca juga: Kotawaringin Timur rapid test penumpang dan ABK di Pelabuhan Sampit
Berdasarkan data hingga Selasa siang, jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 958 kasus, terdiri dari 535 sudah sembuh, 389 orang masih dirawat dan 34 orang meninggal dunia.
Multazam menjelaskan, banyaknya pasien positif COVID-19 yang diizinkan isolasi mandiri karena ruang isolasi perawatan pasien COVID-19 di RSUD dr Murjani Sampit dan Klinik Islamic Center sudah penuh.
Kondisi itulah yang mendasari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sejak 1 Desember lalu mengizinkan penderita COVID-19 tanpa gejala untuk menjalani isolasi mandiri. Namun mereka harus mengajukan usulan dan seizin Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Baca juga: Buaya bermunculan saat BKSDA periksa lokasi serangan terhadap warga
Multazam mengingatkan penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri harus mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Mereka juga harus mematuhi aturan isolasi mandiri agar tidak memicu penularan terhadap orang lain.
Warga sekitar juga berhak tahu bahwa penderita COVID-19 tersebut sedang menjalani isolasi mandiri. Tujuannya agar warga juga bisa saling menjaga dan memberi semangat sehingga berdampak positif terhadap pasien agar cepat sembuh.
"Jadi tujuannya bukan malah diskriminasi. Justru ini untuk menumbuhkan simpati dalam bertetangga. Penderita COVID-19 harus diberi dukungan agar imun mereka meningkat sehingga segera sembuh," ujar Multazam.
Baca juga: Potensi penularan COVID-19 di Kotim paling tinggi se-Kalteng
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19. Saat ini penularan virus mematikan tersebut sangat memprihatinkan sehingga harus benar-benar diwaspadai.
Masyarakat diimbau melindungi diri dan keluarga dengan menerapkan protokol kesehatan secara serat, khususnya dengan selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan sering mencuci tangan menggunakan sabun.
"Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh ancaman penularan COVID-19 meskipun nantinya sudah ada vaksin. Menerapkan protokol kesehatan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga dari COVID-19," ujar Multazam.
Baca juga: Sebagian SMP di Kotim kembali pembelajaran secara daring
"Jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di daerah kita tinggi. Ada 200 lebih yang menjalani isolasi mandiri. Semua itu terdata dan harus sesuai ketentuan. Untuk rumah yang berada di permukiman padat, itu tidak diizinkan," kata Pelaksana Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur (Kotim) Multazam di Sampit, Selasa.
Baca juga: Kotawaringin Timur rapid test penumpang dan ABK di Pelabuhan Sampit
Berdasarkan data hingga Selasa siang, jumlah kasus COVID-19 di Kotawaringin Timur sebanyak 958 kasus, terdiri dari 535 sudah sembuh, 389 orang masih dirawat dan 34 orang meninggal dunia.
Multazam menjelaskan, banyaknya pasien positif COVID-19 yang diizinkan isolasi mandiri karena ruang isolasi perawatan pasien COVID-19 di RSUD dr Murjani Sampit dan Klinik Islamic Center sudah penuh.
Kondisi itulah yang mendasari Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur sejak 1 Desember lalu mengizinkan penderita COVID-19 tanpa gejala untuk menjalani isolasi mandiri. Namun mereka harus mengajukan usulan dan seizin Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
Baca juga: Buaya bermunculan saat BKSDA periksa lokasi serangan terhadap warga
Multazam mengingatkan penderita COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri harus mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Mereka juga harus mematuhi aturan isolasi mandiri agar tidak memicu penularan terhadap orang lain.
Warga sekitar juga berhak tahu bahwa penderita COVID-19 tersebut sedang menjalani isolasi mandiri. Tujuannya agar warga juga bisa saling menjaga dan memberi semangat sehingga berdampak positif terhadap pasien agar cepat sembuh.
"Jadi tujuannya bukan malah diskriminasi. Justru ini untuk menumbuhkan simpati dalam bertetangga. Penderita COVID-19 harus diberi dukungan agar imun mereka meningkat sehingga segera sembuh," ujar Multazam.
Baca juga: Potensi penularan COVID-19 di Kotim paling tinggi se-Kalteng
Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan COVID-19. Saat ini penularan virus mematikan tersebut sangat memprihatinkan sehingga harus benar-benar diwaspadai.
Masyarakat diimbau melindungi diri dan keluarga dengan menerapkan protokol kesehatan secara serat, khususnya dengan selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak dan sering mencuci tangan menggunakan sabun.
"Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh ancaman penularan COVID-19 meskipun nantinya sudah ada vaksin. Menerapkan protokol kesehatan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dan keluarga dari COVID-19," ujar Multazam.
Baca juga: Sebagian SMP di Kotim kembali pembelajaran secara daring
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: