Olahan tenun Baduy dan batik Lebak dari tangan para santri
14 Desember 2020 08:36 WIB
Olahan tenun Baduy dan batik Lebak hasil pelatihan Bootcamp Fashion 2020 dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten dan perancang Wignyo Rahadi. (ANTARA/HO)
Jakarta (ANTARA) - Para santri di Pondok Pesantren Roudlotul Huda di Pandeglang, Banten yang mendapat pelatihan dari perancang Wignyo Rahadi bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten mengolah kain tradisional asal Banten, tenun Baduy dan batik Lebak dengan sentuhan modern.
“Pesantren mempunyai andil cukup besar dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan religius di bidang usaha fesyen," papar Wignyo Rahadi dalam keterangan resmi, dikutip Senin.
Dia berharap pelatihan ini dapat memunculkan potensi dan meningkatkan keahlian santri dan alumni pesantren agar semakin terampil, inovatif dan kreatif, serta mampu menghasilkan produk fesyen yang berkualitas tinggi, baik secara desain maupun kualitas jahit.
Pelatihan bidang fesyen bertajuk Bootcamp Fashion ini dilaksanakan selama dua pekan pada bulan November 2020 dan diikuti oleh 40 peserta, yakni santri pesantren dan beberapa UMKM fesyen binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten.
Mereka terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas desain dan kelas menjahit. Peserta ditargetkan dapat merealisasikan sketsa rancangan menjadi busana siap pakai. Selama masa pelatihan, peserta diarahkan membuat tiga jenis busana siap pakai. Dimulai dari busana dengan desain dasar, selanjutnya busana dengan pengembangan desain seperti pecah pola dan aplikasi lebih dari satu jenis bahan, dan terakhir yang lebih kompleks adalah busana untuk fesyen show.
Koleksi busana karya para santi Pondok Pesantren Roudlotul Huda dan peserta Fashion Bootcamp 2020 tersebut ditampilkan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten yang diselenggarakan secara virtual pada awal Desember 2020.
Baca juga: Panduan memakai batik yang modis dan modern
Baca juga: Bergaya dengan wastra Nusantara lewat kolaborasi perancang dan UMKM
Baca juga: Buka Paris Fashion Week, Dior gunakan kain tenun ikat Indonesia
“Pesantren mempunyai andil cukup besar dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan religius di bidang usaha fesyen," papar Wignyo Rahadi dalam keterangan resmi, dikutip Senin.
Dia berharap pelatihan ini dapat memunculkan potensi dan meningkatkan keahlian santri dan alumni pesantren agar semakin terampil, inovatif dan kreatif, serta mampu menghasilkan produk fesyen yang berkualitas tinggi, baik secara desain maupun kualitas jahit.
Pelatihan bidang fesyen bertajuk Bootcamp Fashion ini dilaksanakan selama dua pekan pada bulan November 2020 dan diikuti oleh 40 peserta, yakni santri pesantren dan beberapa UMKM fesyen binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten.
Mereka terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas desain dan kelas menjahit. Peserta ditargetkan dapat merealisasikan sketsa rancangan menjadi busana siap pakai. Selama masa pelatihan, peserta diarahkan membuat tiga jenis busana siap pakai. Dimulai dari busana dengan desain dasar, selanjutnya busana dengan pengembangan desain seperti pecah pola dan aplikasi lebih dari satu jenis bahan, dan terakhir yang lebih kompleks adalah busana untuk fesyen show.
Koleksi busana karya para santi Pondok Pesantren Roudlotul Huda dan peserta Fashion Bootcamp 2020 tersebut ditampilkan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten yang diselenggarakan secara virtual pada awal Desember 2020.
Baca juga: Panduan memakai batik yang modis dan modern
Baca juga: Bergaya dengan wastra Nusantara lewat kolaborasi perancang dan UMKM
Baca juga: Buka Paris Fashion Week, Dior gunakan kain tenun ikat Indonesia
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020
Tags: