Baca juga: Hasil riset: Ekonomi digital Indonesia tetap tangguh saat pandemi
Baca juga: Kemenkeu: Teknologi digital akan jadi daya ungkit ekonomi Indonesia
Dia pun mengungkapkan niatnya untuk membuka pasar digital dalam negeri lebih luas lagi guna mendatangkan investasi platform digital serta pasar digital yang bagus dan memiliki tren yang baik.
Tujuan tersebut kembali ditekankan oleh Dubes Lutfi dalam konferensi investasi tahunan Indonesia-AS yang ke-8 itu.
"Investasi asing sangat krusial bukan hanya untuk membantu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, namun juga untuk mendorong transfer teknologi," katanya.
Mantan Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu juga memberikan paparan terkait Omnibus Law dan perbaikan iklim investasi serta aktivitas perekonomian nasional yang ingin diraih dari implementasi kebijakan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa Omnibus Law sangat dibutuhkan guna menggenjot kepercayaan penanam modal asing, termasuk dari AS, untuk berinvestasi ke Indonesia, karena adanya kebijakan yang lebih transparan dan tidak tumpang tindih.
Selain itu, 'Sovereign Wealth Fund' (SWF) Indonesia juga turut dipromosikan oleh Lutfi, yang disebutnya bermanfaat bagi kedua negara.
"SWF akan mendorong transparansi dalam konteks tata kelola pemerintahan yang baik dan pengelolaan infrastruktur di kawasan," katanya menekankan.
Acara 'Annual US-Indonesia Investment Summit' ke-8 dengan tema Mitra dalam Pemulihan digagas oleh Kamar Dagang AS bersama partner Indonesia dan mencerminkan hubungan erat kedua negara,
Capaian diplomasi Indonesia dan AS selama beberapa bulan terakhir juga terkait kerja sama ekonomi, yakni perpanjangan pemberian fasilitas bebas tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP).