Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk di Aceh Timur dalam rangka meningkatkan jalur logistik Banda Aceh-Medan.

"Pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai 'backbone' dalam pengembangan konektivitas antar wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pekerjaan duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk berada di KM 385.600 ruas jalan nasional Banda Aceh - Medan dan Jembatan Idi Rayeuk berada di KM 366.700. Masing-masing konstruksi duplikasi jembatan berada di samping jembatan eksisting.

Baca juga: Kementerian PUPR optimistis Bendungan Ciawi dan Sukamahi tuntas 2021

Pembangunan duplikasi Jembatan Peureulak dan Jembatan Idi Rayeuk berada dalam satu paket pekerjaan dengan biaya bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara sebesar Rp76,3 miliar.

Keunggulan SBSN sebagai sumber pendanaan dari dalam negeri adalah dampaknya pada kemandirian pembangunan infrastruktur, dimana kontraktor dan konsultan yang terlibat sepenuhnya merupakan orang Indonesia.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor lokal PT Brahmakerta Adiwira dengan tanggung jawab di bawah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera I Banda Aceh, Ditjen Bina Marga, Kementerian PUPR.

Baca juga: Kementerian PUPR mulai konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol Danau Toba

Kedua jembatan secara bersamaan dimulai pembangunannya sejak 6 Juli 2020 dan ditargetkan selesai pada Desember 2021. Secara keseluruhan progres konstruksi keduanya mencapai 19,6 persen.

Kehadiran duplikasi kedua jembatan tersebut sangat ditunggu masyarakat Kabupaten Aceh Timur karena akan mengurangi kemacetan akibat tingginya volume lalu lintas harian sekaligus akses angkutan logistik Jalan Lintas Timur Sumatera.