Pertamina tambah 14 SPBU di daerah terpencil Pulau Kalimantan
11 Desember 2020 01:09 WIB
Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan mendirikan sebanyak enam SPBU 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) di wilayah Provisi Kalimantan Barat dari total 14 titik SPBU di Pulau Kalimantan tahun 2020. (Istimewa)
Balikpapan (ANTARA) - Pertamina menambah 14 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) BBM Satu Harga di daerah terluar, terdepan, dan terpencil (3T) di seluruh Pulau Kalimantan sepanjang tahun 2020 ini, sebanyak 5 di antaranya ada di Kalimantan Utara dan 1 di Kalimantan Timur.
General Manager Marketing Operation Regional (GM MOR) VI Kalimantan Pertamina Freddy Anwar, Kamis, mengatakan di Kalimantan Utara SPBU 3T dibangun di Kabupaten Bulungan di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Barat, Sekatak, di Kabupaten Malinau ada di Kecamatan Mentarang Hulu, dan di Kecamatan Sebuku yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan.
Tambahan satu-satunya untuk Kalimantan Timur ada di Kabupaten Mahakam Ulu yaitu SPBU Kompak di Kecamatan Long Pahangai yang jauhnya dua hari perjalanan dari Balikpapan.
Baca juga: HUT ke-63, Pertamina tuntaskan target BBM Satu Harga di 243 titik
“Yang lebih penting lagi dari SPBU ini adalah harga BBM yang dijual sama dengan harga SPBU di Balikpapan,” kata Freddy Anwar. Di SPBU di Long Pahangai kini ada solar seharga Rp5.150 per liter dan premium Rp6.450 per liter dalam Program BBM Satu Harga.
Ia mengatakan keberadaan SPBU itu sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat karena mereka dapat mengalihkan kelebihan dana pembelian bahan bakar untuk kebutuhan lain. Sebelumnya harga BBM di daerah terpencil itu bisa mencapai Rp10.000 - Rp20.000 per liter.
Setelah selesai mendirikan 35 SPBU di daerah 3T sejak tahun 2017–2019, saat ini sudah 49 SPBU di daerah 3T yang telah diselesaikan oleh Pertamina MOR VI.
Baca juga: BPH Migas resmikan 15 SPBU baru di wilayah 3T
Satu SPBU terjauh di tahun 2017 itu adalah SPBU Kompak di Long Apari, lebih kurang 2 jam lagi dari Long Pahangai menyusuri Sungai Mahakam. Tak lama setelah mendapat harga BBM sama dengan harga di Balikpapan, Long Apari mulai mencatat kemajuan-kemajuan yang berarti.
Antara lain, menurut Agnes Bulan, warga Kampung Tiong Bu’u, sinyal telepon bisa 24 jam. Sebelumnya, lanjut dia, menara sinyal seluler hanya beroperasi siang hari dengan sumber daya dari genset berbahan bakar solar, di mana harga solar masih Rp15.000 per liter. Dengan harga solar menjadi Rp5.050 per liter, biaya operasional jadi lebih murah.
Baca juga: Pertamina tambah stok, antisipasi naiknya konsumsi BBM akhir tahun
General Manager Marketing Operation Regional (GM MOR) VI Kalimantan Pertamina Freddy Anwar, Kamis, mengatakan di Kalimantan Utara SPBU 3T dibangun di Kabupaten Bulungan di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Tanjung Palas Barat, Sekatak, di Kabupaten Malinau ada di Kecamatan Mentarang Hulu, dan di Kecamatan Sebuku yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan.
Tambahan satu-satunya untuk Kalimantan Timur ada di Kabupaten Mahakam Ulu yaitu SPBU Kompak di Kecamatan Long Pahangai yang jauhnya dua hari perjalanan dari Balikpapan.
Baca juga: HUT ke-63, Pertamina tuntaskan target BBM Satu Harga di 243 titik
“Yang lebih penting lagi dari SPBU ini adalah harga BBM yang dijual sama dengan harga SPBU di Balikpapan,” kata Freddy Anwar. Di SPBU di Long Pahangai kini ada solar seharga Rp5.150 per liter dan premium Rp6.450 per liter dalam Program BBM Satu Harga.
Ia mengatakan keberadaan SPBU itu sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat karena mereka dapat mengalihkan kelebihan dana pembelian bahan bakar untuk kebutuhan lain. Sebelumnya harga BBM di daerah terpencil itu bisa mencapai Rp10.000 - Rp20.000 per liter.
Setelah selesai mendirikan 35 SPBU di daerah 3T sejak tahun 2017–2019, saat ini sudah 49 SPBU di daerah 3T yang telah diselesaikan oleh Pertamina MOR VI.
Baca juga: BPH Migas resmikan 15 SPBU baru di wilayah 3T
Satu SPBU terjauh di tahun 2017 itu adalah SPBU Kompak di Long Apari, lebih kurang 2 jam lagi dari Long Pahangai menyusuri Sungai Mahakam. Tak lama setelah mendapat harga BBM sama dengan harga di Balikpapan, Long Apari mulai mencatat kemajuan-kemajuan yang berarti.
Antara lain, menurut Agnes Bulan, warga Kampung Tiong Bu’u, sinyal telepon bisa 24 jam. Sebelumnya, lanjut dia, menara sinyal seluler hanya beroperasi siang hari dengan sumber daya dari genset berbahan bakar solar, di mana harga solar masih Rp15.000 per liter. Dengan harga solar menjadi Rp5.050 per liter, biaya operasional jadi lebih murah.
Baca juga: Pertamina tambah stok, antisipasi naiknya konsumsi BBM akhir tahun
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: