Jakarta (ANTARA) - Setia dengan BPJS Kesehatan sejak masih bernama PT Askes (Persero), seorang pegawai negeri sipil (PNS) bernama Widjo Handoko merasakan manfaat menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) setelah harus menjalani beberapa kali rawat inap.

"Saya dan keluarga sudah berkali-kali menggunakan kartu KIS untuk berobat, baik itu rawat inap maupun rawat jalan, dan semuanya dilayani dengan baik dan tidak ada kendala apapun selama menggunakan kartu KIS ini," tutur Widjo sembari menunjukkan kartu KIS yang dia punya.

Pernyataan dari BPJS Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan PNS dari Pati, Jawa Tengah itu, menjadi peserta program JKN-KIS sejak lama membuat dia dan keluarganya selalu merasa terlindungi dan tenang ketika ada anggota keluarga yang sakit. Pelayanan kesehatan yang diterimanya juga sangat memuaskan.

Dia menceritakan ketika menderita sakit tipus dalam satu bulan sampai dua kali serta harus rawat inap dan juga isterinya di bulan yang sama memerlukan rawat inap, semua biaya pengobatan dijamin oleh BPJS kesehatan.

Baca juga: Perjuangan panjang Laili jalani pengobatan dengan JKN-KIS

Baca juga: Kompetisi BPJS Visualthon 2020 gali inovasi layanan kesehatan JKN-KIS


"Jadi, total di bulan itu, ada tiga kali rawat inap di keluarga saya, dan semua biaya dijamin BPJS Kesehatan. Saya hanya menambah biaya sedikit, karena saya naik tingkat pada kamar perawatan. Saya tidak membayangkan jika tidak memakai JKN-KIS, berapa biaya yang harus saya dan keluarga keluarkan untuk biaya rawat inap," kata Widjo.

Dia berharap program JKN-KIS akan tetap terus berjalan karena manfaatnya kepada masyarakat yang sangat besar. Terutama untuk orang yang tidak mampu yang untuk makan sehari-hari saja sudah sulit.

"Apalagi untuk warga yang kurang mampu, pasti mereka sangat membutuhkan. Saya juga berharap agar saya dan keluarga selalu sehat, agar iuran yang kami bayarkan setiap bulan dapat membantu orang lain yang sedang sakit dan yang membutuhkan karena pada prinsipnya program ini adalah gotong royong," demikian ujar Widjo.*

Baca juga: JKN-KIS menambah semangat Anifa untuk sembuh

Baca juga: Masyarakat dapat jalani terapi saraf terjepit dengan JKN-KIS