Utusan AS: Korut sia-siakan kesempatan tingkatkan hubungan dengan AS
10 Desember 2020 14:02 WIB
Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara Stephen Biegun berjabat tangan dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dalam pertemuan mereka di Istana Kepresidenan Blue House di Seoul, Korea Selatan, Senin (16/12/2019). ANTARA/REUTERS/STRINGER.
Seoul (ANTARA) - Korea Utara telah menyia-nyiakan kesempatan untuk secara fundamental meningkatkan hubungannya dengan Amerika Serikat selama kepresidenan Donald Trump, kata utusan utama Washington untuk Korea Utara Stephen Biegun, Kamis.
Biegun menambahkan dia akan mendesak penggantinya untuk melanjutkan keterlibatan AS dengan Korea Utara pada masa pemerintahan Joe Biden.
Berbicara kepada sebuah lembaga pemikir di Seoul selama kunjungan untuk bertemu dengan para pejabat keamanan Korea Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun mengakui bahwa dia kecewa bahwa negosiasi denuklirisasi Korea Utara terhenti dan tidak ada kemajuan yang lebih pesat selama ia memimpin upaya tersebut.
"Sayangnya, banyak kesempatan telah disia-siakan oleh rekan-rekan Korea Utara selama dua tahun terakhir. Mereka terlalu sering mengabdikan diri untuk mencari rintangan negosiasi alih-alih merebut peluang untuk terlibat," kata Biegun, berdasarkan isi sambutan yang telah disiapkannya.
Namun, dia membela keputusan Trump untuk fokus pada diplomasi tingkat atas dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan menghindari langkah-langkah kecil untuk mencari kesepakatan besar di mana Korea Utara akan menyerahkan senjata nuklirnya dan kedua belah pihak akan menormalisasi hubungan.
"Visi ini sangat berani, dan membuat tidak nyaman banyak pendukung inkrementalisme," ujar Biegun.
Setelah saling menghina dan melontarkan ancaman nuklir yang telah mendorong AS dan Korut ke ambang perang, Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura, di mana mereka menandatangani deklarasi umum yang menyerukan denuklirisasi dan hubungan baru antara kedua musuh lama tersebut.
Setelah pembicaraan tingkat kelompok kerja, Biegun telah membantu memimpin kedua pemimpin negara mengadakan pertemuan kedua mereka di ibu kota Vietnam, Hanoi, pada 2019. Namun, pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan.
Setelah sejumlah pembicaraan gagal membuat kemajuan, Pyongyang telah menolak seruan Biegun untuk Korut lebih banyak terlibat, dengan mengatakan AS tampaknya tidak serius untuk membatalkan kebijakan permusuhannya.
Biegun meminta Korea Utara untuk melanjutkan pembicaraan dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan presiden terpilih AS dari Partai Demokrat Joe Biden akan menggantikan Trump pada Januari, Biegun mengatakan dia memiliki pesan untuk tim yang akan datang: "Perang telah berakhir; waktu untuk konflik telah berakhir, dan waktu untuk perdamaian telah tiba."
Sumber: Reuters
Baca juga: AS sebut program nuklir Korea Utara timbulkan ancaman global
Baca juga: Utusan AS sebut kunjungan ke Seoul tidak ditujukan untuk bertemu Korut
Baca juga: Pejabat AS, Korsel bahas strategi sikapi Korut yang tolak berunding
Biegun menambahkan dia akan mendesak penggantinya untuk melanjutkan keterlibatan AS dengan Korea Utara pada masa pemerintahan Joe Biden.
Berbicara kepada sebuah lembaga pemikir di Seoul selama kunjungan untuk bertemu dengan para pejabat keamanan Korea Selatan, Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun mengakui bahwa dia kecewa bahwa negosiasi denuklirisasi Korea Utara terhenti dan tidak ada kemajuan yang lebih pesat selama ia memimpin upaya tersebut.
"Sayangnya, banyak kesempatan telah disia-siakan oleh rekan-rekan Korea Utara selama dua tahun terakhir. Mereka terlalu sering mengabdikan diri untuk mencari rintangan negosiasi alih-alih merebut peluang untuk terlibat," kata Biegun, berdasarkan isi sambutan yang telah disiapkannya.
Namun, dia membela keputusan Trump untuk fokus pada diplomasi tingkat atas dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dan menghindari langkah-langkah kecil untuk mencari kesepakatan besar di mana Korea Utara akan menyerahkan senjata nuklirnya dan kedua belah pihak akan menormalisasi hubungan.
"Visi ini sangat berani, dan membuat tidak nyaman banyak pendukung inkrementalisme," ujar Biegun.
Setelah saling menghina dan melontarkan ancaman nuklir yang telah mendorong AS dan Korut ke ambang perang, Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura, di mana mereka menandatangani deklarasi umum yang menyerukan denuklirisasi dan hubungan baru antara kedua musuh lama tersebut.
Setelah pembicaraan tingkat kelompok kerja, Biegun telah membantu memimpin kedua pemimpin negara mengadakan pertemuan kedua mereka di ibu kota Vietnam, Hanoi, pada 2019. Namun, pertemuan itu gagal mencapai kesepakatan.
Setelah sejumlah pembicaraan gagal membuat kemajuan, Pyongyang telah menolak seruan Biegun untuk Korut lebih banyak terlibat, dengan mengatakan AS tampaknya tidak serius untuk membatalkan kebijakan permusuhannya.
Biegun meminta Korea Utara untuk melanjutkan pembicaraan dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan presiden terpilih AS dari Partai Demokrat Joe Biden akan menggantikan Trump pada Januari, Biegun mengatakan dia memiliki pesan untuk tim yang akan datang: "Perang telah berakhir; waktu untuk konflik telah berakhir, dan waktu untuk perdamaian telah tiba."
Sumber: Reuters
Baca juga: AS sebut program nuklir Korea Utara timbulkan ancaman global
Baca juga: Utusan AS sebut kunjungan ke Seoul tidak ditujukan untuk bertemu Korut
Baca juga: Pejabat AS, Korsel bahas strategi sikapi Korut yang tolak berunding
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020
Tags: