Wall Street berakhir jatuh di tengah aksi jual saham-saham teknologi
10 Desember 2020 07:27 WIB
Dokumentasi - Pialang bekerja di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York City, New York, AS, Selasa (10/3/2020). ANTARA/REUTERS/Andrew Kelly/am.
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street jatuh pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dipicu aksi jual tajam saham-saham teknologi ternama ketika negosiasi lebih lanjut tentang stimulus fiskal AS berlarut-larut dan dolar naik untuk sesi keempat berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 105,07 poin atau 0,35 persen, menjadi berakhir di 30.068,81 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 29,43 poin atau 0,79 persen menjadi menetap di 3.672,82 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 243,82 poin atau 1,94 persen, menjadi 12.338,95 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan kelompok jasa teknologi dan komunikasi ditutup masing-masing jatuh 1,88 persen dan 1,2 persen, memimpin penurunan.
Ketiga indeks utama saham AS berakhir lebih rendah, dengan Nasdaq memimpin penurunan. Saham Facebook, di antara beban terbesar di S&P 500 dan Nasdaq, turun 1,9 persen setelah Komisi Perdagangan Federal AS dan hampir setiap negara bagian AS menggugat perusahaan media sosial tersebut pada Rabu (9/12/2020), dengan mengatakan perusahaan melanggar undang-undang antimonopoli dan seharusnya berpotensi dibubarkan.
Baca juga: Wall Street menguat didorong vaksin, S&P 500 ditutup di atas 3.700
Investor menunggu berita tentang bantuan ekonomi AS lebih lanjut ketika pandemi virus corona terus berdampak pada ekonomi. Gedung Putih pada Selasa (8/12/2020) mengusulkan paket bantuan COVID-19 senilai 916 miliar dolar AS kepada Kongres ketika ekonomi AS menghadapi risiko resesi ganda di tengah pandemi.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi telah merundingkan paket bantuan baru COVID-19 selama berbulan-bulan, tetapi gagal mencapai kesepakatan sebelum pemilihan presiden pada November.
Proposal baru yang dibuat oleh Gedung Putih menandai langkah pertama pemerintahan Trump sejak Hari Pemilu untuk memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan dalam pembicaraan bantuan.
Baca juga: Wall Street bervariasi dengan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi
Tanpa paket bantuan baru, banyak orang Amerika akan segera kehilangan tunjangan pengangguran dan mulai menghadapi kesulitan seperti penggusuran dan penyitaan pada akhir tahun.
Amerika Serikat telah menambahkan satu juta infeksi baru COVID-19 hanya dalam lima hari, menjadikan total kasus yang dikonfirmasi di negara itu menjadi lebih dari 15 juta pada Selasa (8/12/2020).
Beban kasus AS telah melampaui 15,3 juta dengan jumlah kematian melebihi 288.000 pada Rabu sore (9/12/2020), menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 105,07 poin atau 0,35 persen, menjadi berakhir di 30.068,81 poin. Indeks S&P 500 terpangkas 29,43 poin atau 0,79 persen menjadi menetap di 3.672,82 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup anjlok 243,82 poin atau 1,94 persen, menjadi 12.338,95 poin.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 mundur, dengan kelompok jasa teknologi dan komunikasi ditutup masing-masing jatuh 1,88 persen dan 1,2 persen, memimpin penurunan.
Ketiga indeks utama saham AS berakhir lebih rendah, dengan Nasdaq memimpin penurunan. Saham Facebook, di antara beban terbesar di S&P 500 dan Nasdaq, turun 1,9 persen setelah Komisi Perdagangan Federal AS dan hampir setiap negara bagian AS menggugat perusahaan media sosial tersebut pada Rabu (9/12/2020), dengan mengatakan perusahaan melanggar undang-undang antimonopoli dan seharusnya berpotensi dibubarkan.
Baca juga: Wall Street menguat didorong vaksin, S&P 500 ditutup di atas 3.700
Investor menunggu berita tentang bantuan ekonomi AS lebih lanjut ketika pandemi virus corona terus berdampak pada ekonomi. Gedung Putih pada Selasa (8/12/2020) mengusulkan paket bantuan COVID-19 senilai 916 miliar dolar AS kepada Kongres ketika ekonomi AS menghadapi risiko resesi ganda di tengah pandemi.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua DPR dari Partai Demokrat Nancy Pelosi telah merundingkan paket bantuan baru COVID-19 selama berbulan-bulan, tetapi gagal mencapai kesepakatan sebelum pemilihan presiden pada November.
Proposal baru yang dibuat oleh Gedung Putih menandai langkah pertama pemerintahan Trump sejak Hari Pemilu untuk memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan dalam pembicaraan bantuan.
Baca juga: Wall Street bervariasi dengan Nasdaq ditutup di rekor tertinggi
Tanpa paket bantuan baru, banyak orang Amerika akan segera kehilangan tunjangan pengangguran dan mulai menghadapi kesulitan seperti penggusuran dan penyitaan pada akhir tahun.
Amerika Serikat telah menambahkan satu juta infeksi baru COVID-19 hanya dalam lima hari, menjadikan total kasus yang dikonfirmasi di negara itu menjadi lebih dari 15 juta pada Selasa (8/12/2020).
Beban kasus AS telah melampaui 15,3 juta dengan jumlah kematian melebihi 288.000 pada Rabu sore (9/12/2020), menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: