Menlu Inggris: vaksin adalah secercah cahaya dalam kegelapan COVID-19
9 Desember 2020 17:35 WIB
"Bill" William Shakespeare, 81, menerima suntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech di Rumah Sakit Universitas, pada awal program imunisasi terbesar sepanjang sejarah Inggris, di Coventry, Inggris, Selasa (8/12/2020). Inggris menjadi negara pertama di dunia yang memberikan vaksinasi COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech. Jacob King/Pool via REUTERS/WSJ/djo (REUTERS/POOL)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyatakan vaksin pertama yang didistribusikan di Inggris adalah secercah cahaya di dalam suatu kegelapan COVID-19 yang panjang.
“Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa,” tutur Raab dalam rilis resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu.
Pada Selasa (8/12), Inggris telah mulai menyuntik warganya dengan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech.
Regulator obat independen Inggris, tim ilmuwan dan dokter terkenal MHRA menginformasikan bahwa vaksin produksi Pfizer/BioNTech telah lulus uji kualitas, keamanan, dan efektivitas yang ketat dan dapat diberikan kepada orang-orang di Inggris.
Raab menjelaskan adanya pemeriksaan dan keseimbangan ekstensif yang diperlukan pada setiap tahap pengembangan vaksin, dan ini tidak berbeda untuk vaksin COVID-19.
“Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati, dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech, semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan,” kata dia.
Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) telah menyarankan agar vaksin pertama-tama diberikan kepada mereka yang tinggal di panti jompoberikut stafnya, diikuti oleh orang-orang yang berusia di atas 80 tahun serta pekerja kesehatan dan sosial, kemudian kepada penduduk lainnya dalam urutan usia dan risiko.
“Ini adalah momen pengharapan dan sebuah janji yang besar. Namun, kita semua harus terus bersabar, di Inggris dan Indonesia, di manapun kita berada---mendistribusikan vaksin adalah upaya dan tantangan yang luar biasa,” tutur Raab.
Raab juga menegaskan bahwa sekarang bukan waktunya untuk melupakan fakta bahwa dunia membutuhkan upaya global untuk melawan COVID-19, karena tidak ada satu negara, dan tidak ada perusahaan farmasi, yang dapat melakukannya sendirian.
“Kami memiliki tugas untuk memastikan vaksin, perawatan, dan tes COVID-19 tersedia untuk semua---menghentikan penyebaran pandemi global dan membawa umat manusia ke jalan menuju pemulihan,” ujar dia.
Inggris adalah negara pertama yang memesan terlebih dahulu pasokan vaksin dari Pfizer/BioNTech, dengan 40 juta dosis yang dipesan untuk dikirim dalam beberapa bulan mendatang, cukup untuk memvaksinasi hingga sepertiga populasi, dan mayoritas dosis diantisipasi di paruh pertama tahun depan.
Program vaksinasi akan terus meningkat dalam beberapa minggu dan bulan ke depan serta secara bertahap akan diperluas ke lebih banyak orang. Inggris akan mengikuti saran JCVI dan memvaksinasi mereka yang paling berisiko terlebih dahulu, serta mereka yang bekerja paling dekat dengan mereka yang memiliki resiko tinggi.
Baca juga: Inggris segera mulai vaksinasi COVID-19 Pfizer
Baca juga: National Health Service dukung kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris
Baca juga: Relawan 90 tahun di London orang pertama yang disuntik vaksin COVID
“Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa,” tutur Raab dalam rilis resmi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Rabu.
Pada Selasa (8/12), Inggris telah mulai menyuntik warganya dengan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech.
Regulator obat independen Inggris, tim ilmuwan dan dokter terkenal MHRA menginformasikan bahwa vaksin produksi Pfizer/BioNTech telah lulus uji kualitas, keamanan, dan efektivitas yang ketat dan dapat diberikan kepada orang-orang di Inggris.
Raab menjelaskan adanya pemeriksaan dan keseimbangan ekstensif yang diperlukan pada setiap tahap pengembangan vaksin, dan ini tidak berbeda untuk vaksin COVID-19.
“Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati, dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech, semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan,” kata dia.
Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) telah menyarankan agar vaksin pertama-tama diberikan kepada mereka yang tinggal di panti jompoberikut stafnya, diikuti oleh orang-orang yang berusia di atas 80 tahun serta pekerja kesehatan dan sosial, kemudian kepada penduduk lainnya dalam urutan usia dan risiko.
“Ini adalah momen pengharapan dan sebuah janji yang besar. Namun, kita semua harus terus bersabar, di Inggris dan Indonesia, di manapun kita berada---mendistribusikan vaksin adalah upaya dan tantangan yang luar biasa,” tutur Raab.
Raab juga menegaskan bahwa sekarang bukan waktunya untuk melupakan fakta bahwa dunia membutuhkan upaya global untuk melawan COVID-19, karena tidak ada satu negara, dan tidak ada perusahaan farmasi, yang dapat melakukannya sendirian.
“Kami memiliki tugas untuk memastikan vaksin, perawatan, dan tes COVID-19 tersedia untuk semua---menghentikan penyebaran pandemi global dan membawa umat manusia ke jalan menuju pemulihan,” ujar dia.
Inggris adalah negara pertama yang memesan terlebih dahulu pasokan vaksin dari Pfizer/BioNTech, dengan 40 juta dosis yang dipesan untuk dikirim dalam beberapa bulan mendatang, cukup untuk memvaksinasi hingga sepertiga populasi, dan mayoritas dosis diantisipasi di paruh pertama tahun depan.
Program vaksinasi akan terus meningkat dalam beberapa minggu dan bulan ke depan serta secara bertahap akan diperluas ke lebih banyak orang. Inggris akan mengikuti saran JCVI dan memvaksinasi mereka yang paling berisiko terlebih dahulu, serta mereka yang bekerja paling dekat dengan mereka yang memiliki resiko tinggi.
Baca juga: Inggris segera mulai vaksinasi COVID-19 Pfizer
Baca juga: National Health Service dukung kampanye vaksinasi COVID-19 Inggris
Baca juga: Relawan 90 tahun di London orang pertama yang disuntik vaksin COVID
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: