Kemenkeu: Pemerintah serap Rp6,14 triliun dari lelang sukuk
8 Desember 2020 21:58 WIB
Ilustrasi - Beberapa calon pembeli berkonsultasi tentang pembelian di sebuah gerai agen penjual Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 saat peluncurannya di Jakarta. FOTO ANTARA/Andika Wahyu/pd/pri.
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah menyerap dana Rp6,14 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp27,76 triliun.
Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif Rp6 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS09062021 sebesar Rp0,24 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,99479 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 9 Juni 2021 ini mencapai Rp0,62 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 2,96 persen dan tertinggi 3,5 persen.
Baca juga: BEI berharap fatwa saham dan sukuk tingkatkan kepercayaan masyarakat
Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,96327 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp2,85 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,9 persen dan tertinggi 5,25 persen.
Untuk seri PBS017, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,28935 persen.
Baca juga: BEI perkenalkan platform perdagangan efek bersifat utang dan sukuk
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 ini mencapai Rp6,7 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,25 persen dan tertinggi 5,5
persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,1399 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp15,9 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,09 persen dan tertinggi 7,31 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang dari seri PBS027 seiring dengan rendahnya permintaan masuk Rp1,6 triliun dan target indikatif yang sudah memenuhi.
Baca juga: Pemerintah serap Rp10 triliun dari lelang sukuk
Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan hasil lelang sukuk ini memenuhi target indikatif Rp6 triliun.
Jumlah dimenangkan untuk seri SPNS09062021 sebesar Rp0,24 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,99479 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 9 Juni 2021 ini mencapai Rp0,62 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 2,96 persen dan tertinggi 3,5 persen.
Baca juga: BEI berharap fatwa saham dan sukuk tingkatkan kepercayaan masyarakat
Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 4,96327 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp2,85 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 4,9 persen dan tertinggi 5,25 persen.
Untuk seri PBS017, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,35 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,28935 persen.
Baca juga: BEI perkenalkan platform perdagangan efek bersifat utang dan sukuk
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2025 ini mencapai Rp6,7 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,25 persen dan tertinggi 5,5
persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp2,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,1399 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp15,9 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,09 persen dan tertinggi 7,31 persen.
Pemerintah tidak memenangkan lelang dari seri PBS027 seiring dengan rendahnya permintaan masuk Rp1,6 triliun dan target indikatif yang sudah memenuhi.
Baca juga: Pemerintah serap Rp10 triliun dari lelang sukuk
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: