Bulu tangkis
Pemain muda mulai nikmati ketatnya Liga PB Djarum 2020
8 Desember 2020 19:56 WIB
Pebulutangkis PB Djarum asal Klaten, Jawa Tengah, Mutiara Ayu Puspitasari berlaga di hari kedua Liga PB Djarum 2020 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020).
Jakarta (ANTARA) - Pemain bulu tangkis muda PB Djarum mulai menikmati ketatnya persaingan Liga PB Djarum 2020 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Selasa mengingat kejuaraan tersebut mengadopsi sistem Piala Thomas dan Uber.
"Excited banget, karena setahun ini kan minim sekali pertandingan. Semua lawan berat, karena yang saya lawan adalah senior-senior. Jadi saya maksimalin setiap pertandingan," kata juara Tunggal Putri U17 Liga PB Djarum pada Juli lalu, Mutiara Ayu Puspitasari dalam keterangan resmi penyelenggara kejuaraan.
Begitu juga disampaikan Emanuel Joseph Surya. Pemain asal Pekalongan yang turun di nomor ganda putra bersama Muhammad Voyage Afrizal Mahendra, menjadikan pertandingan kategori beregu ini untuk melatih mental.
Baca juga: Turnamen beregu Liga PB Djarum tambah pengalaman atlet muda
"Buat saya, menahan ego itu cukup sulit. Padahal, chemistry dengan partner sudah baik," kata pemain yang berhasil meraih gelar juara Ganda Putra U15 + U17 pada Liga PB Djarum Juli lalu itu.
Di lain sisi, tidak sedikit atlet-atlet muda yang merasakan kerasnya persaingan di Liga PB Djarum 2020. Caesario Celo Yulianto, satu di antara tiga atlet kelahiran tahun 2007, memetik banyak pelajaran penting dari setiap pertandingan yang dilaluinya.
"Kalau bermain di perorangan, kalah atau menang itu saya yang menentukan. Tapi di beregu ini kok lebih tegang ya?" tuturnya, seraya tertawa lebar.
"Tapi dari pertandingan kategori beregu ini saya belajar untuk selalu support teman-teman di tim, sama seperti kalau mereka mendukung saya di luar lapangan pas saya main," tambah atlet muda kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah ini.
Baca juga: Ahsan dan Butet semangati para peserta Liga PB Djarum
Sementara itu, pelatih PB Djarum Sigit Budiarto menyatakan, setiap partai yang disajikan di Liga PB Djarum 2020 selalu seru dan asyik untuk ditonton. Terlebih karena kejuaraan ini tanpa penonton, dukungan rekan-rekan setim di pinggir lapangan turut membantu perjuangan sebuah tim.
"Beban seorang atlet kategori perorangan itu terbilang minim dari pada saat bermain di kategori beregu, karena dia hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Tapi kalau bermain beregu, mereka punya beban kebersamaan bagi timnya," kata peraih Piala Thomas 1998, 2000, dan 2002 ini.
"Dengan pertandingan beregu seperti ini, mereka akan terasah baik dari segi mental maupun kebersamaan untuk membangun sebuah tim yang solid. Ini adalah hal positif. Karena kelak, di Thomas Cup atau Uber Cup yang sarat dengan pertandingan-pertandingan beregu, mereka sudah sedini mungkin dilatih, bertarung, hingga akhirnya terbiasa beregu," tambah Sigit.
Pada kategori beregu, Liga PB Djarum 2020 menggunakan format seperti Thomas dan Uber Cup, dengan susunan pemain tiga tunggal dan dua ganda. Setiap tim akan diperkuat atlet U15 hingga atlet dewasa. Peraturan lima partai harus dilalui oleh masing-masing tim, guna menambah pengalaman bertanding para atlet.
Baca juga: 112 atlet muda ramaikan Liga PB Djarum 2020
"Excited banget, karena setahun ini kan minim sekali pertandingan. Semua lawan berat, karena yang saya lawan adalah senior-senior. Jadi saya maksimalin setiap pertandingan," kata juara Tunggal Putri U17 Liga PB Djarum pada Juli lalu, Mutiara Ayu Puspitasari dalam keterangan resmi penyelenggara kejuaraan.
Begitu juga disampaikan Emanuel Joseph Surya. Pemain asal Pekalongan yang turun di nomor ganda putra bersama Muhammad Voyage Afrizal Mahendra, menjadikan pertandingan kategori beregu ini untuk melatih mental.
Baca juga: Turnamen beregu Liga PB Djarum tambah pengalaman atlet muda
"Buat saya, menahan ego itu cukup sulit. Padahal, chemistry dengan partner sudah baik," kata pemain yang berhasil meraih gelar juara Ganda Putra U15 + U17 pada Liga PB Djarum Juli lalu itu.
Di lain sisi, tidak sedikit atlet-atlet muda yang merasakan kerasnya persaingan di Liga PB Djarum 2020. Caesario Celo Yulianto, satu di antara tiga atlet kelahiran tahun 2007, memetik banyak pelajaran penting dari setiap pertandingan yang dilaluinya.
"Kalau bermain di perorangan, kalah atau menang itu saya yang menentukan. Tapi di beregu ini kok lebih tegang ya?" tuturnya, seraya tertawa lebar.
"Tapi dari pertandingan kategori beregu ini saya belajar untuk selalu support teman-teman di tim, sama seperti kalau mereka mendukung saya di luar lapangan pas saya main," tambah atlet muda kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah ini.
Baca juga: Ahsan dan Butet semangati para peserta Liga PB Djarum
Sementara itu, pelatih PB Djarum Sigit Budiarto menyatakan, setiap partai yang disajikan di Liga PB Djarum 2020 selalu seru dan asyik untuk ditonton. Terlebih karena kejuaraan ini tanpa penonton, dukungan rekan-rekan setim di pinggir lapangan turut membantu perjuangan sebuah tim.
"Beban seorang atlet kategori perorangan itu terbilang minim dari pada saat bermain di kategori beregu, karena dia hanya bertanggung jawab untuk dirinya sendiri. Tapi kalau bermain beregu, mereka punya beban kebersamaan bagi timnya," kata peraih Piala Thomas 1998, 2000, dan 2002 ini.
"Dengan pertandingan beregu seperti ini, mereka akan terasah baik dari segi mental maupun kebersamaan untuk membangun sebuah tim yang solid. Ini adalah hal positif. Karena kelak, di Thomas Cup atau Uber Cup yang sarat dengan pertandingan-pertandingan beregu, mereka sudah sedini mungkin dilatih, bertarung, hingga akhirnya terbiasa beregu," tambah Sigit.
Pada kategori beregu, Liga PB Djarum 2020 menggunakan format seperti Thomas dan Uber Cup, dengan susunan pemain tiga tunggal dan dua ganda. Setiap tim akan diperkuat atlet U15 hingga atlet dewasa. Peraturan lima partai harus dilalui oleh masing-masing tim, guna menambah pengalaman bertanding para atlet.
Baca juga: 112 atlet muda ramaikan Liga PB Djarum 2020
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020
Tags: