Jakarta (ANTARA) - Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN Bidang Ketenagakerjaan untuk periode 2020-2022 mengajak negara anggota fokus bekerja di lima aspek penting, termasuk memfasilitasi pekerja terdampak pandemi dengan program "reskilling" dan "upskilling".

"Dalam mengoptimalkan manfaat dan posisi selama Keketuaan Indonesia pada ASEAN Bidang Ketenagakerjaan, beberapa hal perlu dilakukan adalah memperluas kemitraan dengan mitra strategis dari berbagai unsur, baik di dalam maupun di luar negeri," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Anwar Sanusi dalam pernyataan resmi diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menaker Ida Fauziyah jabat Ketua Menteri Ketenagakerjaan se-ASEAN

Baca juga: Pertemuan Menteri Ketenagakerjaan ASEAN hasilkan sejumlah kesepakatan


Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi menyatakan bahwa Indonesia mencoba merespons kondisi tantangan global bagi sektor ketenagakerjaan ASEAN saat ini dengan tema "Mempromosikan Pekerja ASEAN untuk Daya Saing, Ketahanan, dan Ketangkasan pada Pekerjaan Masa Depan". Untuk itu, program kerja Keketuaan Indonesia selama dua tahun ke depan diharapkan dapat memperhatikan lima aspek prioritas.

Pertama, memperkuat kerja sama dengan seluruh anggota ASEAN dalam memberikan respons dan menghadapi pandemi COVID-19 dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam era masa depan kerja yang baru. Hal ini dilakukan salah satunya dengan meningkatkan kemampuan angkatan kerja Indonesia melalui penerapan pelatihan vokasi yang masif dan sesuai dengan kebutuhan industri.

"Kita juga mendorong/memfasilitasi pekerja terdampak pandemi dengan program reskilling dan upskilling agar pekerja yang terdampak job-shifting mendapat keterampilan sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi," kata Anwar.

Kedua, pentingnya terus memperkuat dialog sosial dan memastikan seluruh pekerja telah terlindungi melalui jaminan sosial tenaga kerja dan jaminan kesehatan, termasuk pekerja migran Indonesia di seluruh negara penempatan. Ketiga, memperluas pasar kerja yang fleksibel, namun mampu menyerap SDM Indonesia.

Keempat, pentingnya meminimalkan kesenjangan antara partisipasi kerja perempuan dan laki-laki di Indonesia dan memastikan tidak ada diskriminasi gender di tempat kerja. Kelima, meningkatkan kreativitas dan inovasi produktif dari kaum muda di era ekonomi digital dengan menyediakan berbagai fasilitas, sarana, dan kemudahan bagi kaum muda untuk berkreasi yang disesuaikan dengan minat, bakat, dan kepentingan bangsa.

Baca juga: Menaker dorong peta jalan pascapandemi ASEAN bidang ketenagakerjaan

Baca juga: Pertemuan Menteri Ketenagakerjaan se-ASEAN adopsi tiga dokumen penting


"Saya juga berharap selama periode keketuaan, kita dapat berperan aktif dan produktif merumuskan program dan kegiatan dalam kerangka kerjasama ASEAN, sesuai dengan kepentingan nasional dan cita-cita yang termuat dalam piagam ASEAN," ujarnya.