Denpasar (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), Boediono, mengatakan bahwa Ujian Nasional bukan satu-satunya penentu bagi terwujudnya karakter dan martabat bangsa yang kuat, berkemampuan dan berdaya saing tinggi dengan bangsa-bangsa lain.

"Pembentukan karakter bangsa adalah praktek yang harus dilakukan dari hari ke hari.Tidak bisa dilakukan hanya dengan menghafal atau melihat dari hasil Ujian Nasional," katanya, saat berdialog denga para siswa-siswi SMA/SMK/MK dan Mts se-Propinsi Bali di Denpasar, Rabu.

Boediono yang didampingi sejumlah menteri dalam dialog itu menegaskan, tanggungjawab pembentukan karakter dan martabat bangsa adalah tanggungjawab semua pihak.

"Pembentukan karakter tidak semata-mata dapat dibentuk dengan menjadi siswa yang pandai menghafal, memiliki nilai tinggi pada Ujian Nasional," katanya.

Pembentukan karakter bangsa yang kuat, menuntut teladan juga. "Tetapi yang paling bertanggungjawab dalam pembentukan karakter adalah calon-calon pemimpin bangsa yang akan memberikan teladan. Untuk mencetak pemimpin-pemimpin berkarakter salah satunya menjadi tanggung jawab pendidik," kata Boediono.

Tanggung jawab pembentukan karakter bangsa oleh para calon-calon pemimpin bangsa, lanjut Wapres, adalah hal yang wajar dan alamiah.
(T.R018/P003)